Terkini.id, Masamba – Para korban banjir bandang Luwu Utara Sulawesi Selatan mulai terserang berbagai penyakit pasca bencana banjir terjadi di sejumlah kecamatan di Luwu Utara.
Adapun jenis penyakit yang banyak menyerang korban di pengungsian khususnya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pasca bencana banjir bandang disertai lumpur yang melanda sejumlah daerah di Luwu Utara ini pada Senin 13 Juli 2020 malam.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara Sulawesi Selatan tercatat sebanyak 3.627 KK /14.483 jiwa mengungsi di tiga Kecamatan, Sabbang, Baebunta, dan kecamatan Masamba.
Sementara di Kecamatan lainnya masih dalam pendataan, yakni kecamatan Baebunta Selatan, Malangke, dan Kecamatan Malangke Barat.
Setidaknya dari data yang diperoleh terkini.id, terdapat 1.365 orang pengungsi mengeluhkan sakit.
- Dialog Pemuda di Rumah Jakfi, Dari Krisis ke Aksi: Pemuda Didorong Kembali Menyala
- Dua Hari CMSE 2025 Berlangsung Meriah dan Catat Rekor Pengunjung Langsung
- Sabet 3 Medali Emas, Kontingen Atlet Binaraga Fitnes Makassar Raih Juara Umum di Pra Kualifikasi Porprov Sulsel XVIII
- FGD Kominfo Makassar Fokus Tetapkan Standar Layanan dan SLA Lontara+
- Momentum 356 Tahun Sulsel, Gubernur Luncurkan Proyek Multiyears Rp3,7 Triliun untuk Jalan, Irigasi dan RS Regional
Dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Luwu Utara, penyakit dominasi ISPA sebanyak 648 orang, disusul hipertensi sebanyak 298 orang.
Selanjutnya diare sebanyak 69 orang, Dermatitis 342 orang dan depresi sebanyak 8 orang.
Sementara untuk korban jiwa bencana banjir bandang hingga, 27 Juli 2020, pukul 22.00 WITA malam dilaporkan meninggal dunia (MD) sebanyak 38 orang (4 orang belum teridentifikasi masih menunggu data Tim DVI Polri).
Dalam Pencarian (hilang) sebanyak 10 orang, korban luka-luka sebanyak 106 orang, rawat inap sebanyak 22 orang, dan rawat jalan 84 orang.
Penanggung Jawab Posko Induk Kesehatan, dr. H. A. Muhammad Nasrum membenarkan saat ini pengungsi korban banjir didominasi penyakit ISPA.
Menurut dia, hal itu disebabkan faktor cuaca dimana curah hujan yang sangat tinggi sehingga pengungsi yang berada di tenda-tenda yang relatif cukup terbuka.
Kemudian saat matahari bersinar beberapa jam saja maka debu-debu sangat banyak, sehingga pihak Dinkes dengan bekerja sama dengan para relawan senantiasa melakukan edukasi dengan menyebar masker kepada para pengungsi.
“Iye, memang betul ssat ini penyakit pasca bencana banjir bandang didominasi ISPA,”terangnya saat dikonfirmasi terkini.id, Selasa 28 Juli 2020.
Ia menyatakan, pihaknya menyiagakan 16 posko pelayanan kesehatan yang tersebar di beberapa titik pengungsian ditambah layanan keliling.
“Saat ini tercatat 16 Posko pelayanan kesehatan yang tersebar di beberapa titik, selain pelayanan yang bersifat mobile dengan menggunakan ambulance,”jelasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.