Di sisi lain, terdapat 11 booth dari 10 pemerintah daerah peserta South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) dan Forum PINISI SULTAN (Percepatan Investasi Perdagangan dan Pariwisata di Sulawesi Selatan) di Sandeq Ballroom untuk menampilkan IPRO. Calon investor yang tertarik untuk berdiskusi lebih lanjut tentang 19 IPRO dapat mengikuti sesi one-on-one meeting.
Masih di hari yang sama juga akan dijadwalkan site visit ke Kawasan Industri Makassar (KIMA), sebagai salah satu kawasan industri eksisting yang masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Selanjutnya, Sesi knowledge sharing berupa talkshow tematik yang diselenggarakan pada 12-13 November 2025. Narasumber untuk talkshow tersebut diantaranya dari Bappenas, LPEI, pelaku UMKM atau praktisi, pelaku ekonomi sirkular, eksportir nasional, dan lain-lain.
Terakhir, Laporan outcome AMBF X SSIF 2025 serta tindaklanjut ke depan pasca kegiatan yang akan disampaikan pada closing ceremony tanggal 13 November 2025.
Melalui AMBF X SSIF 2025 diharapkan mampu menciptakan hubungan kemitraan jangka panjang untuk memperluas jejaring global utamanya bagi UMKM dan terbitnya Letter of Intent (LoI) sebagai bentuk ketertarikan awal investor terhadap proyek-proyek potensial di Sulawesi Selatan.
- Wali Kota Makassar Tinjau Jalan Terjal Rusak di Romang Tangayya, 2026 Akan Diperbaiki
- Sekprov Sulsel: Sekolah Rakyat Adalah Simbol Kesetaraan dan Masa Depan Anak
- Eksekusi Abal-abal GMTD di Lahan Sengketa Vs Kalla, Kuasa Hukum Tuding James Riady Cuci Tangan
- Wali Kota Makassar Dorong Gerakan Pangan Murah Jadi Program Rutin Pemkot
- DPRD Sulsel Gelar RDP Terkait Dua Guru Dipecat Karena Meminta Sumbangan untuk Gaji Guru Honorer
Dampaknya yaitu pada akhirnya dapat mengakselerasi ekspor serta investasi berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
Adapun Darmawan Bintang, mengungkapkan, event ini sejalan dengan visi pemerintah Sulsel yang arah pembangunannya berorientasi pada hilirisasi, inovasi dan berkelanjutan.
“Sulsel saat ini memiliki 28 komoditas prioritas nasional yang didorong hilirisasi. Beberapa di antaranya adalah tuna tongkol atau cakalang, rajungan yang merupakan Sulsel terbesar, udang, rumput laut. Khusus rumput laut ini, Sulsel nomor satu penyuplai di RI,” ungkapnya.
Komoditas lainnya adalah garam, kakao (ketiga terbesar), kopi, kelapa sawit hingga nikel.
“Adapun capaian investasi di Sulsel, hingga triwulan ketiga tahun ini adalah Rp4,84 triliun, naik hingga 5,55 persen dari triwulan sebelumnya, didorong oleh investasi sektor pertambangan, perdagangan, reparasi, perumahan perkantoran hingga transportasi dan pergudangan,” ungkap dia.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
