Terkini.id, Jakarta – Pengamat Intelijen dan Terorisme Universitas Indonesia (UI), Ridwan Habib mengungkapkan sejumlah alasan yang membuat belasan anggota FPI pengikut Habib Rizieq Shihab memilih menjadi teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Menurut Ridwan, ada ketidakpuasan yang tidak ditemukan oleh para pengikut Rizieq Shihab di organisasi FPI.
“Rata-rata mereka tidak puas dengan organisasi yang ada untuk lebih jauh angkat senjata berperang. Sehingga mereka tidak menemukan itu di FPI,” kata Ridwan, Jumat 5 Februari 2021 seperti dikutip dari Suara.com.
Ridwan menjelaskan, puncak sejumlah anggota FPI berafiliasi dengan kelompok teroris yakni pada saat euforia kemunculan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 2015. Namun, setelah diketahui garis perjuangan ISIS membunuh sesama muslim, Rizieq Shihab pun lantas berpaling.
“Nah akhirnya mereka kemudian berbaiat. Tetapi setelah ISIS terbukti membunuh sesama muslim, FPI kemudian lewat Habib Rizieq Shihab saat itu 2017 atau 2016 akhirnya memilih untuk meninggalkan ISIS,” terangnya.
- Pemkot Makassar Terima Penghargaan Kemenimipas, Tegaskan Komitmen Makassar dalam Pembinaan Warga Binaan
- DPD PSI Wajo Serahkan Bantuan ke Korban Kebakaraan di Kota Sengkang
- Jubir JK Sebut GMTD Hanya Jualan Rumah dan Tanah Kavling, Pemda Tak Dapat Manfaat
- STIK Makassar Gelar Wisuda XXXII Sarjana, Profesi dan Diploma Tahun Akademik 2025
- Antisipasi Bencana Banjir, Kalla Rescue Tingkatkan Kemampuan Teknis Penyelamatan di Air
Lantaran sikap Rizieq Shihab tersebut, kata Ridwan, anggota FPI yang berjiwa sangat militan seperti halnya 19 orang yang ditangkap aparat kemudian memilih bergabung dengan kelompok teroris JAD.
Menurutnya, kekinian sudah tidak ada lagi anggota teroris aktif dalam organisasi FPI. Sebab, kata Ridwan, mereka merasa garis perjuangan FPI sudah berbeda dengan ISIS.
“FPI melakukan demonstrasi terbuka, melakukan seminar, melakukan kajian terbuka yang itu bukan cara-cara ISIS begitu loh. Cara-cara ISIS, cara-cara tertutup yang tidak mau melakukan kompromi dengan siapa pun termasuk dengan pemerintah apalagi,” ujar Ridwan.
Sebelumnya, Densus 88 telah menangkap 19 orang terduga teroris di Makassar dan Gowa, Sulawesi Selatan, pada 6 Januari 2021 lalu.
Belakangan, diketahui, sebagian di antaranya adalah anggota Front Pembela Islam atau FPI dan pernah berbaiat ke ISIS.
“Iya, hasil pemeriksaan Densus itu mereka memang anggota FPI Makassar. Tapi tidak semua (terduga teroris yang ditangkap adalah anggota FPI),” ungkap Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam, Kamis 4 Januari 2021 seperti dikutip dari laman resmi divisi humas Polri.
Irjen Merdisyam mengungkapkan, anggota FPI terduga teroris tersebut sudah berbaiat kepada Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi sejak tahun 2015.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
