Terkini.id, Jakarta – Perihal terjadinya peningkatan inflasi akibat bahan pokok yang melonjak, Ekonom senior Faisal Basri mengungkapkan sebuah peringatan terhadap Presiden Jokowi.
Hal tersebut diketahui disampaikan, pasalnya, hal ini akan membuat angka kemiskinan meningkat.
Apabila itu terjadi, maka diproyeksikan jumlah orang miskin akan kembali ke angka dua digit. Padahal per September 2021, pemerintah telah berhasil menurunkannya hingga di angka 9,71 persen.
“Jadi ada legacy (warisan) yang akan hilang lagi kalau inflasinya tinggi, jumlah orang miskin double digit lagi. Padahal Pak Jokowi ingin menghilangkan kemiskinan ekstrem tersebut,” kata. Dikutip dari Warta. Kamis, 7 April 2022.
Selain dari itu, Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 64 persen pengeluaran masyarakat miskin habis untuk membeli makanan.
- Bandingkan Kepemimpinan SBY dan Jokowi, Warganet: Dulu Era SBY, Didemo Hampir Setiap Bulan Tapi Ekonomi Tumbuh
- Faisal Basri Yakin Sebentar Lagi Pemerintahan Jokowi Menyerah, Netizen: Omongan Bapak Gak Ada yang Benar
- Soal BLT Minyak Goreng, Faisal Basri Sebut ini Kebodohan Pemerintah: Perilaku Masyarakat Rusak
- Faisal Basri Khawatir Jokowi Wariskan Kemiskinan, Netizen: Kalau Gak Hoax Pasti Jadi Peramal
- Faisal Basri Singgung Pemerintahan Jokowi: 7 Tahun Berkuasa, Presiden Gagal Sejahterakan Rakyat!
“Kalau orang kaya cuma 39,22 persen (untuk belanja bahan makanan),” tutur dia.
Maka dari itu, ia menilai wacana perpanjangan jabatan 3 periode akan menjadi warisan buruk bagi kepemimpinan Presiden Jokowi.
Apabila diperpanjang, maka hasil bagus yang pernah dicapai, seperti tingkat inflasi rendah dan penurunan tingkat kemiskinan akan sia-sia.
Untuk tingkat inflasi Indonesia per 2019 sebesar 2,72 persen. Lalu pada 2020 sebesar 1,68 persen dan pada 2021 sebesar 1,87 persen.
Angka inflasi tersebut selalu berada di bawah target pemerintah, yakni 3 persen.
“Mudah-mudahan Pak Jokowi tidak tiga periode atau ditambah masa jabatannya, karena semakin ditambah masa jabatannya yang bagus-bagus (hasil kerja) bisa jadi jelek,” ungkap dia.
“Akhirnya Pak Jokowi tidak menyisakan apa-apa kecuali cuma kerusakan lingkungan dan utang yang menumpuk. Oleh karena itu, saya (rasa) Pak Jokowi cukup sampai 2024, Pak,” tutup Faisal.