Terkini.id, Jakarta – Sebuah telegram lama dari kedutaan untuk Central Intelligence Agency atau CIA menerangkan bahwa Anies Baswedan sahabat Amerika Serikat.
Diketahui, Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta mengirim telegram ke Washington pada 29 September 2009. Telegram itu dilayangkan ke beberapa lembaga keamanan Amerika, mulai dari CIA, Defense Intelligence Agency, dan National Security Council hingga kepada Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.
“Isinya, Kedutaan memohon dengan sangat agar Anies Baswedan diberikan visa. Anies saat itu hendak pergi ke Northern Illinois University buat menerima penghargaan sebagai alumnus istimewa dan mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan hadir dalam pertemuan dengan sejumlah akademisi Amerika Serikat di Boston, tulis Kedutaan,” tulis Tirto dalam artikel DR. Anies Baswedan, Sahabat Amerika Serikat’.
Media tersebut menerakan bahwa informasi itu termuat dalam laporan ‘Visa Clearance Needed for Noted Indonesian Scholar’ yang dipublikasikan oleh WikiLeaks dengan kode 09JAKARTA1612_a.
Tidak ada yang bersifat rahasia dalam telegram tersebut, tapi isinya menarik dan cukup sensitif seperti diterangkan WikiLeaks. Kedutaan bertujuan untuk mempermudah pengurusan visa bagi Anies Baswedan dalam salah satu agendanya mendampingi Presiden SBY yang saat itu.
- Usulkan Calon Wapres untuk Anies Baswedan, Jusuf Kalla: Cocok Tambah Suara
- Relawan Anies Baswedan Gelar Safari di Kampung-kampung Kota Bandung
- Sebut Anies Dapatkan Banyak Gangguan Lahir Batin, 40 Ulama dan Tokoh Agama Lakukan Tirakat
- Bantah Tudingan Berutang ke Sandiaga Uno, Anies Baswedan Singgung Pihak Ketiga
- Sederet Tokoh dan Pejabat Hadir di Konser Dewa 19 di JIS
“Kawat itu menggambarkan Anies sebagai: ‘Sahabat Amerika Serikat sekaligus kenalan pribadi Pak Duta Besar’, ‘muslim moderat yang termahsyur’, ‘salah satu intelektual paling cemerlang di Indonesia’, dan ‘orang yang ramah terhadap Amerika Serikat, baik secara privat maupun di muka publik,” terang artikel yang ditulis oleh Dea Anugrah itu.
Di akhir, surat itu menajamkan keterangan bahwa Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta telah memohon melalui surel, dan menjelaskan ‘pentingnya Dr. Baswedan dalam memajukan tujuan-tujuan kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Indonesia’.
“Tanpa tindakan cepat yang berbuah visa bagi Dr. Baswedan, hal ini bakal menjadi persoalan genting, dan akan terbukti mendatangkan malu yang serius serta merusak kepentingan-kepentingan Amerika Serikat,” terang Kedutaan tersebut dalam surelnya.
Diketahui, WikiLeaks merupakan organisasi nonprofit internasional yang menerbitkan informasi-informasi rahasia dari negara-negara di seluruh dunia.
Setahun setelah mengudara pada 2007, ia mempunyai data berupa 1,2 juta dokumen. Sebagian besar bocoran WikiLeaks yang terkenal adalah dokumen-dokumen berbasis Amerika Serikat.
Dokumen itu membicarakan kesalahan pemerintah Amerika Serikat yang sebagian besar berhubungan dengan kejahatan perang terselubung.
Seperti diketahui rekam jejaknya, Anies Baswedan bukanlah orang baru bagi negara adikuasa yang sekarang dipimpin oleh Presiden Joe Biden.
Pada 1997-98 Anies menyelesaikan pascasarjana bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland. Lalu, ia juga duduk dalam studi doktoral bidang ilmu politik di Northern Illinois University.