Terkini.id, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut tak ada toleransi bagi koruptor terkhusus untuk Pemerintah Provinsi di bawah pimpinannya.
Anies mengatakan bahwa ada tiga penyebab seseorang melakukan tindak korupsi, yakni kebutuhan, keserakahan, dan sistem.
Dilansir dari Kumparan, Anies mengatakan hal tersebut saat melalukan diskusi terkait korupsi di salah satu instansi pemerintahan.
“Kami melihat ada tiga unsur penyebab kenapa muncul korupsi. Korupsi karena kebutuhan, keserakahan, dan karena sistem,” ujar Anies, dikutip oleh terkini.id, Kamis, 8 April 2021.
Lebih jauh, Anies mengatakan bahwa korupsi karena kebutuhan disebabkan karena kecilnya pendapatan sehingga tak mampu memenuhi kebutuhan hidup. Sementara unsur keserakahan diakibatkan seseorang yang tidak pernah puas.
- Ahok Tanggapi PDIP Usung Anies di Pilgub DKI Jakarta
- Rocky Gerung Saran ke Anies Untuk Tak Maju Dalam Pilgub Jakarta
- KPU Resmi Umumkan Pemenang Pilpres 2024, Anies Baswedan: Kita Dukung Langkah Tim Hukum!
- Anies Baswedan Sebut Kabar Dirinya Maju di Pilgub Hanya Pengalihan Isu
- Cek Fakta: Benarkah Relawan Anies Baswedan Temukan Kotak Suara Tak Tersegel di Kota Makassar?
Terakhir, korupsi karena sistem terjadi karena saat dalam mengerjakan sesuatu, seseorang akhirnya terjebak dalam praktiknya.
Anies kemudian menegaskan bahwa di Jakarta, orang melakukan korupsi bukan karena kebutuhan dan sistem melainkan keserakahan.
“Khususnya di Jakarta, karena yang dua sudah terpenuhi. Kebutuhan sudah terpenuhi, dan tidak ada alasan-alasan lainnya untuk melakukan korupsi karena kebutuhan,” kata mantan Mendikbud ini.
“Dan yang kedua, sistemnya sudah dibuat sehingga seharusnya mereka taat dengan sistem. Kalau taat pada sistem harusnya aman,” tambah Anies.
Pendapat Anies, praktik korupsi berdasarkan keserakahan bersifat tak terbatas sehingga harus diselesaikan dengan cara pemberian sanksi tegas dan hukuman berat.
Anies kemudian mengatakan bahwa tak ada toleransi pelaku korupsi.
“Jika ada kejadian, maka langkah yang dilakukan Pemprov itu sederhana. Langsung yang bersangkutan diberhentikan, langsung yang bersangkutan diganti, proses hukum dijalankan, dan tidak ada toleransi sedikit pun, kepada siapa pun yang terlibat dalam praktik ini,” pungkasnya.
Menanggapi hal ini, warganet justeru menyoroti dana Formula E yang akhir-akhir ini sedang menjadi buah bibir masyarakat.
“Buktinya DP 0 ? Formula e? Monas tuh pohonnya kemana? Beli tanah 1T tapi ga bisa tunjukin lokasinya?,” tanya salah seorang warganet.
“Uang Formula E kemana larinya tarik kembali saja biar publik tidak curiga,” komentar warganet lainnya.
“Duit formula mana?” tanggapan warganet.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.