Beberkan Informasi Soal Bjorka, Hacker Indonesia: Motifnya Bukan Politik
Komentar

Beberkan Informasi Soal Bjorka, Hacker Indonesia: Motifnya Bukan Politik

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Hacker asal Indonesia, Roy membeberkan sejumlah informasi terkait sosok peretas yang beberapa hari belakangan ini masih menuai perhatian publik, Bjorka.

Roy pun menyebut, data yang dibocorkan hacker Bjorka ke publik itu valid. Ia menjelaskan bahwa di dunia hacker, ada platform jual beli data yang dipakai untuk menjual data hasil retasan.

Menurutnya, Bjorka pun memiliki forum atau website sendiri untuk menjual data-data yang telah ia bobol tersebut.

Jika datanya tidak valid, kata Roy, pastinya akan ada banyak komplain dari pembeli. Namun kenyataannya, Roy sendiri belum melihat adanya komplain atau komentar negatif dari pelanggan yang mempermasalahkan validitas data yang dijual Bjorka.

“Sampai sekarang gak ada yang komen negatif,” kata Roy, seperti dikutip dari suara.com jaringan terkini.id, pada Rabu 21 September 2022.

Baca Juga

Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan Roy dirinya melihat Bjorka sudah “bermain” sejak tahun 2021.

Bahkan, menurut Roy, Bjorka sempat membuat website pencarian (seperti google) berisi bocoran data. Sayangnya, Bjorka kekurangan dana untuk mengolah data besar yang membutuhkan modal miliaran rupiah. Sebab, hal itu membutuhkan infrastruktur lebih besar atau perangkat canggih.

Oleh karenanya, lanjut Roy, Bjorka menjual semua data yang dia peroleh untuk mendapatkan modal. Maka dari itu, motif Bjorka membobol data murni karena uang dan bukan politik.

“Motif uang. Kalau arahnya politik gak, karena dapat panggung dia ikuti alur itu,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Roy membeberkan bahwa Bjorka awalnya bermain sendiri atau individu. Namun, kondisi sekarang yang dinamis, Roy tidak bisa memastikan apakah Bjorka masih bergerak sendiri atau berkembang dengan melibatkan pihak lain.

Roy pun menilai, peretasan data yang dilakukan Bjorka tidak main-main lantaran bisa berefek panjang mengingat data yang dibocorkan adalah data pribadi masyarakat Indonesia.

Apabila data itu disalahgunakan untuk kepentingan tertentu, akan berimbas pada kekacauan ekonomi, politik dan sosial.

“Kalau data yang besar (big data) itu sudah jadi kesatuan, lihat plat nomor kendaraan saja kita sudah tahu datanya,” ujarnya.