Terkini.id, Jakarta – Menko Polhukam Mahfud MD membeberkan soal kondisi Indonesia saat ini di tengah pandemi. Menurutnya, RI kini sedang di ambang resesi.
Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam rapat koordinasi bersama para kepala daerah se-Indonesia yang digelar secara virtual pada Kamis, 27 Agustus 2020.
Dalam rapat yang juga dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian itu, Mahfud awalnya menyampaikan bahwa pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2020, yang mengatur tentang penanggulangan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional atau PCPEN.
Perpres tersebut, kata Mahfud, sangat penting sebab jika tidak diterbitkan, akan menimbulkan masalah ekonomi hingga sosial di masyarakat akibat pandemi COVID-19.
“Dulu kita pada bulan Februari, Maret, April, Mei itu tekanannya pada penanggualangan COVID-19,” ujar Mahfud seperti dikutip dari detikcom.
- Pastikan Danau Tidak Tercemar, PT Vale Uji Kualitas Air Towuti
- TP PKK Jeneponto Telah Melaksanakan Pembinaan 10 Program Pokok PKK di 11 Kecamatan
- Ini Solusi Mengurai Kemacetan Jalan Leimena Makassar Menurut Pemerhati Transportasi
- Appi Sambut Baik Event Makassar Most Favourite Culinary Award Terkini.id
- Kisah Epik Tentang Pencarian yang Penuh Misteri Dalam Film Pencarian Terakhir
“Tapi sesudah itu kita tidak bisa memprediksi kapan COVID ini berakhir, sementara kalau kita memilih kebijakan yang seperti itu lebih banyak bersembunyi atau mengajak masyarakat bersembunyi, menghindari COVID, kalau itu dilakukan terus, maka sebagai bangsa kita tidak produktif, ekonomi nasional macet, masalah-masalah sosial akan timbul dan itu kemudian bisa diikuti oleh masalah-masalah politik,” sambungnya.
Ia pun menyampaikan bahwa keadaan Indonesia saat ini sedang di ambang resesi.
Oleh karenanya, Mahfud meminta kepada masyarakat agar bekerja keras dan tidak perlu terkejut sebab resesi tidak sama dengan krisis ekonomi.
“Saudara objektif saja, dan tidak bisa disembunyikan, kita ini sedang di ambang resesi, ini yang menyebabkan kita harus bekerja keras di dalam dua cabang atau dua anak panah kebijakan pemerintah, tapi jangan terlalu kaget juga, wah kita ini akan resesi,” ujarnya.
“Resesi itu adalah istilah teknis dari satu situasi, resesi itu tidak sama dengan krisis, resesi itu adalah satu keadaan di mana suatu negara secara berturut-turut dalam dua kuartal pertumbuhan ekonominya minus,” tambahnya.
Ia pun kemudian menerangkan perbedaan antara resesi dengan krisis. Resesi, kata Mahfud, merupakan sebuah perhitungan matematis pada sebuah negara yang terjadi apabila negara dalam keadaan ekonomi minus nol dalam dua kuartal berturut-turut.
“Kalau tidak bisa itu, tetap seperti yang diperkirakan di bawah nol, kita hidupkan ekonomi masyarakat agar tidak terjadi krisis meski terjadi resesi. Ini penting dipahami bahwa resesi dan krisis itu beda,” jelasnya.
Maka dari itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk menghidupkan kembali ekonomi agar tidak terjadi krisis apabila Indonesia mengalami resesi.
Menurutnya, banyak pihak yang memanfaatkan momen resesi sebagai serangan politik.
“Karena secara politik itu sudah banyak yang akan menggunakan, wah kalau nanti terjadi krisis mari kita hantam pemerintah, mari kita bikin ini bikin itu. Kalau terjadi resesi ekonomi,” pungkas Mahfud MD.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.