Menurutnya, meski sebagian besar peserta berasal dari generasi senior, mereka justru sangat terbuka terhadap masukan.
“Ternyata para kepala desa ini sangat open, mereka sangat terbuka sekali dalam menerima masukan,” tambahnya.
Dalam penilaiannya, kemampuan para kepala desa cukup beragam. Ada yang unggul dalam komunikasi namun masih lemah dalam perencanaan, atau sebaliknya.
“Misalnya leadership-nya bagus, tapi planning-nya rendah. Berarti dia berani membuat gebrakan tapi gebrakannya kurang terkonsep dengan baik,” jelasnya. Karena itu, pelatihan ini dirancang agar para kepala desa bisa mengenali aspek mana yang perlu diperbaiki dalam memimpin dan berkomunikasi dengan masyarakat.
Sebagai psikolog, ia menekankan bahwa kemampuan berbicara di depan umum harus berawal dari pemahaman diri.
- Wajah Baru Digital Banking CIMB Niaga, Octo Mobile dan Octo Clicks Bersatu Jadi OCTO
- Wali Kota Makassar Ajak Tarekat Al Muhammadiyah Perkuat Persatuan dan Akhlak Umat
- Gelar Konferensi Internasional, Poltekpar Makassar Bahas Pariwisata Bahari Berkelanjutan
- Terra Court Resmi Dibuka, Lapangan Padel Estetik dan Nyaman di Makassar Hadirkan Wisata Gaya Hidup dan Kuliner
- Gubernur Lepas Puluhan Ribu Peserta Jalan Sehat Anti Mager Peringatan 356 Tahun Sulsel
“Orang itu bisa berubah kalau dia bisa tahu siapa dirinya,” katanya. Ia menjelaskan, dalam pelatihannya, peserta terlebih dahulu diajak mengenali kemampuan komunikasi masing-masing sebelum diberikan materi dan praktik public speaking.
Ia menilai kegiatan seperti ini perlu dilakukan secara berkelanjutan.
“Some dari mereka sudah bagus, tapi menurut saya tidak cukup dari program ini saja, harus continue dan membutuhkan waktu yang lebih intens,”tandasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.