Terkini.id,Makassar – Gerombolan sapi yang melewati Jalan Tamanggapa Raya, Antang, Makassar, menuai perbagai respons dari Pemerintah. Mulai dari Pemerintah Kota Makassar hingga pemerintah Provinsi Sulawesi selatan.
Pasalnya, sapi tersebut menimbulkan kemacetan di jalanan, baik ketika ke luar di waktu pagi dari Rumah Pemotongan Hewan atau RPH menuju Tempat Pembuangan Akhir. Kemacetan terulang kala sapi tersebut pulang di waktu sore.
Sapi tersebut kerap membuat para pegendara merasa khawatir lantaran takut menyerunduk kendaraan yang sedang melintas.
Menanggapi hal tersebut, Pj Wali Kota Makassar M Iqbal S Suhaeb mengatakan telah memberi instruksi kepada Asisnten II beserta kepala dinas terkait untuk berangkat ke bogor hari ini. Penugasan tersebut, kata dia, dalam rangka belajar tentang pengelolaaan DLH.
“Supaya, ya sapi-sapi tak lagi tidak menimbulkan kemacetan,” kata dia saat ditemui di Rumah Jabatan Balai Kota Makassar, Rabu, 19 Juni 2019.
Terpisah, Camatan Manggala Syahruddin mengatakan, pihaknya tengah berupaya mencari jalan keluar ihwal jalur sapi agar tak melewati jalan raya.
Kendati demikian, ia berujar dirinya terkendala pada pembebasan lahan yang akan dilewati sapi tersebut.
“Pemerintah Kecamatan sudah berupaya bagaimana jalan sapi bisa diwujudkan, kita terkendala di pembebasan lahan untuk jalan ternak,” kata Syahruddin saat ditemui di Balai Kota Makassar, Rabu, 19 Juni 2019.
Syahruddin menuturkan pokok soal yang menjadi permasalahan hingga belum menemukan jalan keluar. Permasalahannya, kata dia, bukan pada jalur sapi melainkan pada pemilik tanah yang tak diketahui keberadaannya.
“Di belakang TPS 4 itu sudah ada (Jalur Sapi), yang menjadi kendala sekarang adalah tanah yang mau dilewati tidak tau di mana orangnya,” kata dia.
Dia berkelakar dengan memberi jawaban untuk memasang papan pengumuman “Tanah ini dijual,” Hal itu, menurut Camat Syahruddin untuk memancing pemilik tanah bereaksi dan menemui pemerintah setempat.
“Jadi pernah kemarin saya berkelakar pasangi papan pengumuman tanah ini mau di jual, supaya bereaksi orangnya, kenapa mau dijual tempatku, setelah itu baru kita negoisasi, karena pemerintah yang membutuhkan ini,” ungkapnya.
Ia berharap agar pemilik tanah tersebut secepatnya menemui pihak pemerintah dalam hal ini Camat Manggala agar bisa terjadi negosiasi.
“Kalau ada yang menelfon mau beli tanah itu kita jawab saja tunggu dulu yang punya tanah belum datang, itu alasan, tapi tidak mungkin ada yang mau beli, siapa mau beli tanah dibelakangnya TPA sampah. Tidak ada,” ujarnya.
Syahruddin pun menegaskan bahwa orang Manggala yang pertama ingin sapi itu tertib, lantaran malu sebab telah menjadi sorotan Nasional.
Sebelumnya, Dinas Perikanan dan Kelautan telah meninjau lokasi tersebut sesuai dengan intruksi dari Pj Wali Kota Makassar M Iqbal S Suhaeb.
Syahruddin juga mengaku jika persoalan ini telah sampai le Dinas Provinsi Sulsel dan laporan mengenai maslah sapi-sapi ini telah sampai ke Gubernur.
Untuk diketahui, Syahruddin hari ini bertemu dengan Pemerintah Provinsi Sulsel untuk membahas jalan keluar jalur sapi-sapi tersebut. Sementara, pemilik sapi, Haji Lallang bersedia mengikuti aturan pemerintah. Namun, saat ini, jalur sapi yang sudah ditentukan itu belum juga bisa dilewati sapi.
“Yang jelas kalau orang semua mau sapi itu tertib, kita orang manggala yang pertama mau karena kita menjadi sorotan Nasional. Pemilik sapi, Haji Lallang dia mengikut aturan pemerintah. Hanya saja yang menjadi persoalan saat ini yaitu jalanan yang dimaksud itu belum bisa juga dilewati sekarang,” jelasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
