Terkini.id, Jakarta – Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS, angkat bicara mengomentari soal presidential threshold nol persen yang saat ini ramai diperdebatkan.
Alih-alih memilih salah satunya, Fernando justru menyebut bahwa Partai Demokrat lah yang harus bertanggung jawab atas kebijakan tersebut.
Menurutnya, Demokrat kini tampak mendukung presidential threshold nol persen, sikap ini sangat berbeda dari beberapa tahun yang lalu saat SBY ingin maju sebagai Presiden RI.
“Sungguh aneh dan tidak bertanggungjawab sikap kader Partai Demokrat saat ini yang menghendaki agar presidential threshold 0 persen, sedangkan SBY pada saat akan kembali maju sebagai capres menaikkan ambang batas pencalonan menjadi 20 persen,” kata Fernando dalam keterangannya.
Fernando bercerita, jika ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden itu dinaikkan menjadi 20 persen pada tahun 2008.
- Bursa Calon Wapres, AHY Urutan Kelima di Jateng; Jauh di Bawah Erick Thohir
- Anies Baswedan Semeja dengan Para Elite Partai di Nikahan Anak Ketua Majelis Syuro PKS
- Politikus Nasdem Sebut SBY Adalah Anak Emas Amerika Serikat
- Denny Siregar Sindir SBY: Kenapa Pepo Nggak Turun Gunung Buat Hadapi Kasus Lukas Enembe, Sudah Hilang Wibawa?
- SBY Turun Gunung, Jusuf Kalla: Itu Keputusan Terakhir Pada Majelis Tinggi
Kenaikan ambang batas tersebut diinisiasi oleh Partai Demokrat yang saat itu berkuasa di pemerintahan.
“SBY yang sedang berkuasa pada saat itu meminta Fraksi Partai Demokrat untuk menginisiasi perubahan presidential threshold menjadi 20 persen,” sambung Fernando, dikutip dari Gelora.co, Jumat 17 Desember 2021.
Namun kini, kata dia, sikap Demokrat justru memperlihatkan sisi politisnya yang hanya mementingkan kepentingan sesaat.
“Sungguh menunjukkan politisi yang hanya mementingkan kepentingan sesaat, bukan untuk kepentingan jangka panjang,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Fernando menyarankan kepada semua pihak yang menilai buruk presidential threshold 20 persen untuk meminta pertanggungjawaban dari SBY dan juga Partai Demokrat.