Terkini.id, Indonesia – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengeluarkan pernyataan resmi terkait aksi unjuk rasa anti kudeta di Myanmar pada Minggu, 28 Februari 2021.
Kemenlu menyerukan agar aparat tidak menggunakan kekerasan agar tak menimbulkan korban lagi.
“Indonesia menyerukan agar aparat keamanan tidak menggunakan kekerasan dan menahan diri guna menghindari lebih banyak korban jatuh. Serta mencegah situasi tidak semakin buruk,” tulis Kemenlu dalam pernyataan resminya, pada Minggu, 28 Februari 2021, dilansir dari CNN Indonesia.
Kemenlu mengatakan Indonesia sangat prihatin atas meningkatnya kekerasan di Myanmar yang telah memakan korban jiwa.
“Ucapan duka cita dan bela sungkawa yang mendalam kepada korban dan keluarganya,” tulisnya lagi.
- Vonis Aung San Suu Kyi Dikurangi Dua Tahun
- Tembak Dua Warga di Masjid, Tentara Myanmar Colong Duit Kotak Amal
- Tiba-Tiba SBY Beri Dukungan pada Presiden Jokowi, Ada Apa Gerangan?
- Wah, Foto Moeldoko bareng Sosok Dibalik Kudeta Myanmar jadi Sorotan, Warganet: Hati-hati Pak Jokowi
- Warganet Geram, Tentara Myanmar Pamer Pistol di TikTok sambil Ancam Demonstran Anti Kudeta
Sementara itu, warganet Indonesia yang menanggapi pernyataan Kemenlu justru meminta pemerintah untuk refleksi dan mengingat perlakuan aparat kepada demonstran di dalam negeri sendiri.
Respons warganet dapat dilihat di bawah kolom komentar twitter @CNNIndonesia yang mengunggah soal pernyataan Kemenlu pada Minggu, 28 Februari 2021.
Terdapat warganet yang mengunggah gambar dan video polisi memukuli demonstran saat unjuk rasa menolak Omnibus Law.
“Ini apa, miskah?” tulis @Grafdity yang membagikan gambar dan video tersebut.
“Sebelum komentari negara lain, Ngaca diri!” tulis @S0N_2000.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
