Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Karen Pooroe, kerap mengungkap kasus kekerasan seksual yang dilakukan Pemuka agama, kini dirinya memberikan tips penting dalam menjaga anak dari kasus kekerasan seksual.
Mulanya, Karen Pooroe menceritakan salah satu kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang pendeta.
Selanjutnya, dirinya menyampaikan catatan penting soal tips melindungi anak dari pelaku kejahatan seksual.
“Pendeta bernama Benyamin Sitepu di Medan,” ujar Karen Pooroe dalam video yang diunggah channel youtube Cokro TV, pada Sabtu, 5 Maret 2022, dengan judul ‘Bertuhan Kok Cabul? Suara Karen’.
“Sumatera Utara, (pendeta itu) mencabuli 6 orang siswi di sekolah yang dipimpinnya,” ujar Karen Pooroe melanjutkan.
- Kejati Jatim Tunjuk 11 JPU untuk Kasus Kekerasan Seksual Mas Bechi
- Update Kasus Kekerasan Seksual Oknum Anak Kiyai, Kompolnas: Korban Diintimidasi
- Ihwal Pemberitaan Kasus Kekerasan Seksual, AJI Ingatkan Media Patuhi UU Pers dan Kode Etik
- Kasus Kekerasan Seksual Terjadi Bertubi-Tubi, Bahkan di Tempat yang Dianggap Aman, Ini Respons Menteri PPPA
- Nadiem: Peningkatan Jumlah Kasus Kekerasan Seksual Dipengaruhi Krisis Pandemi
“Seluruh siswi yang dicabulinya masih di bawah umur, dalam aksi bejatnya dia mencabuli muridnya di ruangan kerjanya,” ujar Karen Pooroe melanjutkan.
“Sempat juga ada murid yang dibawa ke kamar hotel dan dipaksa melakukan oral sex,” ujar Karen Pooroe melanjutkan.
“Benyamin Sitepu dituntut 15 tahun penjara oleh jaksa,” ujar Karen melanjutkan.
Selain itu, Karen Pooroe menjelaskan pendapatnya bahwa pelaku kejahatan seksual tidak pantas disebut sebagai orang yang bertuhan.
“Mereka yang melakukan kejahatan asusila tidak pantas disebut orang yang bertuhan,” ujar Karen Pooroe melanjutkan.
Kemudian, dirinya menjelaskan tips untuk menjaga anak dari pelaku kejahatan seksual.
“Tips-tips untuk menjaga anak-anak kita dari kekerasan-kekerasan seksual,” ujar Karen Pooroe menjelaskan.
“Anak-anak masih lugu, mereka menganggap bahwa pemuka agama itu harus dihormati dan benar,” ujar Karen Pooroe melanjutkan.
“Karena itu anak-anak lebih mudah untuk menuruti apa yang diperintahkan oleh orang yang mereka hormati,” ujar Karen Pooroe melanjutkan.
“Jangan lupa, dalam hukum di negara ini minimal harus ada 2 alat bukti, tetaplah waspada dan jaga anak-anak kita,” ujar Karen Pooroe melanjutkan.
“Itulah pentingnya, sebagai orang yang lebih dewasa dan lebih mengerti untuk memberikan edukasi tentang sexuality kepada anak-anak,” ujar Karen Pooroe menandaskan.