Terkini.id, Jakarta – Anggota kepolisian yang menjadi salah satu tersangka dari kasus pembunuhan Brigadir J, yaitu Bripka Ricky Rizal (RR) akhirnya berkata jujur tentang kematian rekannya tersebut. Diketahui, Bripka RR sebelumnya sempat memberikan keterangan palsu karena mengikuti skenario yang dibuat oleh atasannya, Irjen Ferdy Sambo.
Bripka RR menjadi tersangka sekaligus saksi mata yang melihat detik-detik Brigadir J dihabisi oleh rekan sesama polisi, yaitu Bharada Richard Eliezer (Bharada E) serta Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022.
Ada beberapa fakta yang dibeberkan oleh Erman Umar, pengacara Bripka RR tentang kliennya tersebut. Berdasarkan informasi yang Terkini.id kutip dari Palembang.tribunnews.com, dari keterangan Bripka RR, kata Erman, kliennya sama sekali tidak melihat adanya dugaan pelecehan atau pun kekerasan seksual yang terjadi kepada Putri Candrawathi, yang diduga menjadi motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Berikut 10 kesaksian dari Bripka RR terkait kematian Brigadir J, dilansir dari news.detik.com.
Magelang
1. Brigadir J dan PC Sempat Bicara 4 Mata
- Bharada E Dipertemukan Dengan Bripka RR dan Kuat Ma'ruf di Persidangan Hari Ini
- Jaksa Sebut Bripka Ricky Rizal Tahu Niat Sambo untuk Bunuh Brigadir J
- Ferdy Sambo Bantah Beri Uang ke Bripka RR dan Bharada E
- Usai Bertemu Istri dan Adiknya, Bripka RR Berbalik dari Skenario Sambo
- Terlibat Kasus Brigadir J, Pengacara Sebut Bripka RR Hanya Disuruh Sambo: Dia Korban Keadaan
Brigadir J sempat bertemu dengan istri Ferdy Sambo, PC selama kurang lebih 15 menit seusai peristiwa yang diklaim oleh PC sebagai pelecehan seksual yang terjadi di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah. Bripka RR mengaku kepada dialah, PC meminta bertemu dengan Brigadir J.
2. Tak Tahu Adanya Peristiwa Pelecehan
Bripka RR tak tahu-menahu soal peristiwa pelecehan. Dia menerangkan, dia dan Bharada E sempat keluar rumah untuk mengantarkan barang-barang putra Sambo ke SMA Taruna Nusantara pada 7 Juli 2022.
Bripka RR saat itu bertemu dengan pamong putra Sambo di asrama SMA Taruna Nusantara. Setelah itu, dia juga hendak bertemu dengan pamong lain yang sedang berada di alun-alun Magelang.
3. Bharada E Ditelepon Putri Agar Pulang
Saat menunggu di alun-alun, Bharada E mendapat panggilan telepon dari Putri untuk segera pulang ke rumah Magelang. Bripka RR dan Bharada E pun menuruti perintah tersebut dan langsung menuju kediaman Sambo.
Setiba di rumah, Bripka RR mengaku tak melihat siapa pun di lantai 1 rumah. Suasana lantai 1 rumah tersebut sepi.
Dia bersama Bharada E lalu naik ke lantai 2 dan melihat ART Susi sedang duduk sambil menangis. “Sedangkan Kuat dalam kondisi tegang dan panik,” kata Erman Umar menceritakan pengakuan Bripka Ricky kepada detikcom, Rabu 7 September 2022.
4. Kuat Cerita Peristiwa yang Diklaim Pelecehan
Kepada RR, Kuat Ma’ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur. Kuat lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi PC.
Berdasarkan keterangan RR, Kuat dan Susi mendapati PC sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.
5. Kuat Ancam Yosua dengan Pisau
Bripka RR akhirnya melihat Brigadir J kembali hendak ke kamar PC di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya. Namun dia dilarang Kuat.
“Lalu Yosua datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat tetapi Yosua menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau,” ujar Erman.
Setelah itu, RR juga melihat kondisi PC atas permintaan Kuat. Saat itu RR melihat PC sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.
6. PC Bertanya ‘Yosua di Mana’ dan Minta Bertemu
Ricky pun bertanya ke Putri mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Putri tidak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.
Sebelum memanggil Brigadir J, RR berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1. Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.
“Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau,” ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.
Barulah kemudian RR turun dan mencari Brigadir J yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah. RR juga sempat bertanya ke Brigadir J tentang apa yang sebenarnya terjadi. Namun Brigadir J mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.
Setelah itu, RR membujuk Brigadir J untuk bertemu dengan PC karena diminta langsung. Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu PC di kamar lantai 2.
7. Brigadir J Enggan Menceritakan Masalahnya dan PC ke Bripka RR
Pertemuan Brigadir J dan PC itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Setelah Brigadir J keluar dari kamar, RR sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan.
Seusai kejadian itu, Brigadir J kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan RRdan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.
Duren Tiga
8. Tolak Halus Perintah Ferdy Sambo untuk Tembak Yosua
Bripka RR mengaku sempat diminta Irjen Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir Yosua. Mendengar perintah itu, Bripka RR menolak halus dengan mengatakan tak berani dan tak kuat mental.
Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (8/7).
“Bapak FS bertanya ‘berani tidak tembak Yosua?’. Kemudian saya jawab ‘saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya’,” kata Erman menirukan pengakuan Bripka Ricky.
9. Ferdy Sambo Tanya Peristiwa Magelang
Sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka Ricky mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.
“FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi,” ucap dia.
Setelah itu Bripka RRdiminta memanggil Bharada E. Bripka RTpun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.
Bripka RR kemudian duduk di halaman depan. Tak lama kemudian, dia melihat PC sudah terlihat di garasi depan rumah Saguling.
10. Ferdy Sambo Perintahkan Brigadir J Jongkok Sebelum Dieksekusi
Kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga. Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma’ruf menghampiri Brigadir J yang sedang berada di taman samping.
Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.
“Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan ‘jongkok!’. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata ‘eh ada apa ini?'” tuturnya.
Bripka RR mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.
Bripka RR sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT. Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.