Terkini, Makassar – Pembangunan Makassar Government Center (MGC) yang digadang-gadang menjadi ikon baru Kota Makassar terancam molor. Perbedaan pendapat mengenai metode pelaksanaan konstruksi tahap kedua menjadi penyebab utama.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, atau akrab disapa Danny, mengungkapkan bahwa anggaran untuk tahap kedua sudah siap. Namun, ia dihadapkan pada dilema: apakah melanjutkan proyek dengan penunjukan langsung kontraktor atau melalui tender ulang.
“Jika dilakukan tender ulang, dikhawatirkan kualitasnya tidak akan sama dengan tahap pertama,” ujar Danny Pomanto.
Perbedaan pendapat ini cukup krusial. Pasalnya, beberapa pekerjaan tahap kedua masih terhubung dengan struktur bangunan yang sudah ada. Jika proses tender memakan waktu lama, dikhawatirkan akan menghambat penyelesaian keseluruhan proyek.
Selain itu, Danny juga mengungkapkan bahwa jika dilakukan tender ulang dengan anggaran Rp90 miliar, maka Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak bisa ikut serta dalam proses lelang.
- Modifikator Honda Stylo 160 ke Ajang Modifikasi Dunia Mooneyes Jepang
- Pemkab Polewali Mandar-BPJamsostek Luncurkan Perlindungan Sosial Bagi Pekerja Rentan
- Wali Kota Makassar Tekankan Kolaborasi dan Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
- Asmo Sulsel Bersama UMKM Binaan KT Cokonuri Rayakan Panen Perdana
- Wali Kota Makassar Evaluasi dan Bahas Keberlanjutan Program Kota Layak Huni Bersama Ramboll dan AASCTF
Marvec Segera Beroperasi
Terlepas dari kendala tersebut, Danny memastikan bahwa fasilitas Makassar Virtual Reality Experience Center (Marvec) akan segera beroperasi pada bulan September mendatang.
“Meskipun pembangunan gedung belum selesai seluruhnya, Marvec sudah siap untuk digunakan,” tegasnya.
MGC Jadi Ikon Baru Makassar
MGC dirancang untuk menjadi pusat pelayanan publik yang modern dan terintegrasi. Gedung ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, mulai dari ruang pertemuan, inkubator UMKM, hingga taman hijau yang langsung berhadangan dengan Taman Macan.
“Kami berharap MGC dapat menjadi ikon baru Kota Makassar dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” pungkas Danny.
Perdebatan mengenai metode pelaksanaan proyek pembangunan MGC ini menunjukkan adanya tarik-menarik kepentingan antara berbagai pihak. Di satu sisi, pemerintah daerah ingin proyek ini segera selesai dengan kualitas yang terjamin.
Di sisi lain, mekanisme tender yang transparan juga perlu dipertimbangkan untuk menghindari potensi penyimpangan.
Pertanyaan besarnya adalah, bagaimana cara menemukan solusi terbaik yang dapat mengakomodasi kedua kepentingan tersebut? Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, maka masyarakat Makassar yang akan menjadi korbannya. Mereka akan terus menantikan terwujudnya pusat pelayanan publik yang modern dan efisien.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.