Moderasi Beragama Disebut Sekuler, Prof Henry: Tudingan Keji pada Mayoritas Islam dan Ulama-Ulama Moderat
Komentar

Moderasi Beragama Disebut Sekuler, Prof Henry: Tudingan Keji pada Mayoritas Islam dan Ulama-Ulama Moderat

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Profesor Henry Subiakto menanggapi pernyataan bahwa moderasi beragama adalah sebenarnya adalah sekularisme dan ditujukan untuk menutupi penjajahan kapitalisme.

Prof Henry mengatakan bahwa pernyataan ini adalah tudingan keji kepada mayoritas Islam dan ulama-ulama moderat.

“Tidak setuju IKN itu boleh. Nganalisis Oligarki dan kapitalisme juga OK,” kata Prof Henry Subiakto melalui akun Twitter resminya pada Rabu, 26 Januari 2022.

“Tapi nuding moderasi beragama itu sekuler dan hanya untuk nutupi penjajahan kapitalisme, itu tudingan keji pada mayoritas Islam dan ulama-ulama moderat,” tambahnya.

Adapun dalam video yang dibagikan oleh Prof Henry, seorang laki-laki yang mengaku sebagai aktivis 98 membahas dan mengaitkan beberapa hal, yakni Ibu Kota baru, oligariki, kapitalisme, hingga moderasi beragama.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Ditelusuri Terkini.id, potongan video ini diambildari video lengkap yang diunggah di YouTube dengan judul “Bahaya! Aktivis 98 Bacakan Nama Pejabat yang Terlibat Proyek Ibu Kota Baru”.

Video ini tayang di kanal YouTube MimbarTube pada 18 Januari 2022.

Dalam video tersebut, laki-laki ini awalnya membahas bahwa proyek Ibu Kota baru akan banyak menguntungkan oligarki.

“Oligarki itu muncul dari sebuah konsep yang bernama capitalism. Kapitalism inilah yang sekarang sedang menggerogoti negeri ini dan seluruh dunia. Dan pola-pola kapitalisme ini sedang dilakukan jugadi negeri ini,” katanya.

Oleh sebab itu, laki-laki yang mengaku sebagai aktivis 98 ini menilai bahwa tidak tepat jika Indonesia disebut sebagai negeri Pancasila.

“Negeri kapitalis menurut saya. Negeri ini negeri kapitalis yang akhirnya melahirkan oligark-oligark para kapitalis yang mengendalikan hukum, yang mengendalikan ekonomi, yang mengendalikan Ibu Kota. Itu persoalan,” ujarnya.

Ia melanjutkan bahwa sistem ini rusak dan lahir dari sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan.

“Kenapa hari ini ada moderasi beragama misalnya? Itu sebenarnya untuk nutup-nutupi penjajahan kapitalisme oligark,” katanya.

Laki-laki berulang kali menegaskan bahwa moderasi beragama adalah sekuler untuk menutupi penjajahan kapitalisme.

“Apa yang saya katakan? Ganti rezim, ganti sistem. Apa sekali lagi saudara-saudara sekalian? Ganti rezim, ganti sistem!” tegasnya.

“Kesempatan yang baik ini, saya aktivis 98 yang sangat senang dengan syariah, saya tawarkan syariah Islam untuk negeri ini lebih baik,” tutupnya yang kemudian disambut takbir oleh orang di sekitarnya.

Adapun soal ganti sistem, Prof Henry menyindir bahwa ini hanyalah suara frustrasi yang anti Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kemudian ngajak ganti sistem, ini suara frustrasi yang anti Pancasila dan anti NKRI,” kataProf Henry.