Terkini.id, Jakarta – Aktivis, Nicho Silalahi turut berkomentar atas deportasi yang dilakukan oleh Singapura terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS). Dia mengatakan bahwa kejadian itu menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia telah kehilangan harga dirinya di mata internasional.
Deportasi yang dialami oleh Ustaz Abdul Somad menuai gelombang protes dari Indonesia. tak hanya Nicho Silalahi yang berkomentar, namun beberapa tokoh Indonesia pun turut buka suara terkait masalah ini.
Gelombang kritik itu sebagai bentuk protes terhadap Singapura yang dinilai termakan oleh isu-isu yang menjatuhkan UAS, sehingga kedatangannya di Singapura dicekal.
“Apa yang dialami oleh UAS itu menjadi fakta kalau negeri kita sudah kehilangan harga dirinya di mata internasional”, kata Nicho Silalahi, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis 19 Mei 2022.

“Deportasi (Pengusiran secara paksa) terhadap UAS sebuah bukti konkrit kalau harga diri bangsa telah hilang. Ayo kita fokus kembali Rebut Kedaulatan Rakyat”, katanya lagi.
- Bawaslu dan MK Disebut tidak Bisa Selesaikan Dugaan Kecurangan Pemilu, Aktivis ini Ajak Makzulkan Jokowi
- Kekayaan Nicke Widyawati jadi Sorotan, Nicho Silalahi: Yang Dilaporkan Aja Segini!
- Nicho Silalahi Ke Erick Thohir: Kalau Udah Tahu Bodoh Ya Mundur!
- Nicho Silalahi Kritik Keras Pengesahan RKUHP: Selamat Datang Orba Bertopengkan Merakyat
- Puan Maharani Hadiri Muktamar Muhammadiyah, Nicho Silalahi: Buat Apa Kalian Undang!
Sorotan atas deportasi UAS juga datang dari politisi Indonesia seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Kedua politisi tersebut mengatakan bahwa harga diri bangsa telah hilang dan wibawahnya juga telah direnggut dengan kejadian seperti ini.
“Indonesia sudah dipandang sebelah mata oleh Singapura. Tidak ada wibawa sebagai bangsa besar. Mungkin kebanyakan utang”, kata Fadli Zon.

Tak hanya itu, tindakan yang dilakukan oleh Singapura juga dinilai telah melanggar nilai-nilai dasar ASEAN.
“Menolak perjalanan pribadi biksu Myanmar atau oendeta Singapura atau Ustaz Indonesia bukanlah sebuah tindakan keimigrasian yang beradab”, kata Fahri Hamzah, dikutip dari keterangan tertulisnya.

“Apalagi jika perjalanan itu murni perjalanan wisata dengan perempuan dan anak bayi dibawah 1 tahun. Ini melanggar nilai-nilai dasar ASEAN”, katanya lagi.
Sebelumnya, UAS dideportasi dari Singapura dengan alasan bahwa dia merupakan penganut ekstrimisme dan segresi yang diklaim tidak dapat diterima oleh masyarakat Singapura yang multi-etnis dan multi-agama.
“Somad dikenal menyebarluaskan ajaran ekstremis dan segresi yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura Misalnya Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai opresi Syahid”, dikutip dari laman resmi Kemendagri Singapura.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
