Terkini.id – Elektabilitas Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai bakal calon Presiden 2024 tak kunjung naik. Bahkan cenderung rendah.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurdin Halid tak membantah elektabilitas Airlangga Hartarto tak kunjung naik. Menurut Nurdin, hal tersebut masih wajar karena mesin Partai Golkar belum bekerja. Bahkan partainya masih konsolidasi struktur hingga ke tingkat desa.
“Kalau elektabilitas Pak Ketua Umum Airlangga masih rendah, karena memang Golkar belum bekerja,” kata Nurdin di Makassar, Senin 22 Januari 2022.
Mantan Ketua PSSI ini optimis elektabilitas Airlangga Hartarto akan meningkat jika seluruh perangkat Partai Golkar bekerja maksimal.
“Golkar ini punya perangkat hingga di tingkat desa dan kelurahan, jadi jika konsolidasi sudah digelar dan semua elemen partai akan bergerak untuk Airlangga. Saya yakin akan mendorong tingkat keterpilihan Airlangga Hartarto menuju Pilpres 2024,” jelas mantan Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel tersebut.
- Konsolidasi Pemenangan, Nurdin Halid Keliling Tiga Daerah di Sulsel
- Elektabilitas Tembus 3 Besar, Nurdin Halid Apresiasi Dukungan Masyarakat Sulsel
- Nurdin Halid Motivasi Ratusan Mahasiswa pada Kuliah Umum HMI FIP UNM
- Perseteruan Nurdin Halid dan Taufan Pawe Dinilai Pertontonkan Ambisi Kekuasaan
- Taufan Pawe Siap Hadapi Laporan Polisi Yang Dibuat Nurdin Halid
Selain itu, Nurdin Halid mengungkapkan nantinya pergerakan Golkar untuk Airlangga akan dievaluasi pada awal tahun 2023.
“Kita juga nanti akan mengevaluasi di Rakernas tahun 2023,” pungkasnya.
Nurdin juga menyebut, bahwa dengan hanya mengandalkan alat peraga berupa baliho tidak bisa menjamin elektabilitas seseorang bisa langsung naik.
“Kalau soal baliho Airlangga itu bukan ukuran. Jadi baliho tidak identik dengan menaikkan elektabilitas, tapi hanya untuk pengenalan. Kira-kira begitu,” ungkap Nurdin.
Untuk diketahui, hingga saat ini, elektabilitas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu, berdasarkan survei aneka lembaga, memang masih belum menggembirakan.
Salah satunya, berdasarkan survei yang diselenggarakan Politika Research & Consulting bersama Parameter Politik Indonesia, Airlangga Hartarto tercatat hanya memiliki elektabilitas 0,6 persen pada simulasi 32 nama calon Presiden.