Terkini.id, Makassar – Penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan keniscayaan dalam menghadapi situasi dunia yang penuh ketidakpastian pada 2023.
Situasi geopolitik berupa konflik antara Rusia dengan Ukraina serta krisis energi dan krisis pangan, semua itu dinilai membawa dunia kepada disrupsi ekonomi.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Mahendra Siregar, menjelaskan secara nasional Indonesia memiliki tiga ancaman yang dihadapi tahun depan, antara lain, inflasi, resesi, dan geopolitik.
Menurutnya, ketiga hal ini yang nantinya dapat mengguncang dan menghambat laju perekonomian Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Ketiganya akan memengaruhi perputaran ekonomi, dan ini menjadi ancaman sekaligus tantangan yang harus diselesaikan di sektor perekonomian,” ujar Mahenra dalam kegiatan Wisuda UMKM Baji’Na di Mall Phinisi Point, Senin, 19 Desember 2022.
Menurutnya, apabila resesi terjadi maka akan memicu pengurangan aktivitas usaha yang bisa menimbulkan pemutusan hubungan kerja, kemudian ditambahkan adanya inflasi akan menyebabkan semua harga meningkat, sementara UMKM masih dapat berkembang karena cepat dalam mencari pasar ekspor.
Salah satu menciptakan ketahanan ekonomi, melanjutkan, yakni dengan memperkuat UMKM. Sektor ini terbukti mampu bertahan dalam menghadapi berbagai krisis yang pernah terjadi, termasuk saat pandemi Covid-19.
Walau banyak usaha yang terguncang di awal pandemi, para pelaku UMKM yang beradptasi ke dunia digital akhirnya mampu kembali bertumbuh.
Sebab itu, Ia optimis laju perekonomian akan konsisten di angka 5 persen tahun depan.
Ia menjelaskan, UMKM sebagai salah satu sektor yang bisa membantu laju perekonomian tetap stabil nantinya, hal ini terbukti dengan pergerakan ekspor produk olahan yang dihasilkan.