Terkini.id, Jakarta – Baru-baru ini Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyatakan persetujuannya terkait usulan Pemilu 2024 ditunda.
Terkait pernyataan Zulkifli Hasan, Pegiat Media Sosial Helmi Felis menyentil lewat sebuah cuitan di media sosial Twitter. Dia khawatir PAN berubah jadi Partai Amanat Oligarki (PAO).
Helmi Felis juga mengatakan jika alasan Amien Rais mendirikan Partai Umat mungkin disebabkan oleh PAN yang sudah tidak pada jati dirinya, yaitu amanat terhadap rakyat atau amanat nasional.
“Mungkin ini salah satu alasan mengapa bapak Amien Rais membuat PARTAI UMMAT. Saya berharap PAN bisa kembali kepada jati dirinya yakni Amanat Nasional Jangan sampai berubah menjadi Amanat Oligarki PAN buka PAO”, tulis Helmi Felis, dikutip dari akun Twitter @Helmi_Felis, Jumat 25 Februari 2022.

Helmi Felis menilai jika PAN menyetujui usulan penundaan Pemilu 2024, maka itu artinya PAN sama saja menindas rakyat seperti oligarki.
- Fahri Duga Anies Gagal Maju Capres, Helmi Felis: Please, Jangan jadi Dukun!
- Helmi Felis Sebut Anies Baswedan Tercatat Sejarah: Kakek Sampe Neneknya Frontliner!
- Ahmad Nuril Sebut Anies Pemimpin Ibu Kota Sukses, Helmi Felis: Mau Cari yang Gimana Lagi?
- Emak-Emak Penghina Iriana Jokowi Ditangkap, Chusnul: Helmi Felis dan Bobby Andhika Kenapa Belum?
- Helmi Felis Pamer 26 Prestasi Anies, Chusnul: Pak Ganjar Pernah dalam Setahun Dapat 40 Penghargaan, Kita Santai Aja
Seperti diketahui, PAN telah menyetujui usulan penundaan Pemilu 2024 dengan alasan Indonesia masih dalam pandemi Covid-19 sehingga pemerintah harus fokus membenahi dampak pandemi.
Menurut Zulkifli Hasan atau Zulhas sapaan akrabnya dengan ditundanya pemilu akan lebih efektif lagi dalam membenahi keadaan setelah dihajar pandemi 2 tahun terakhir.
“Kami memutuskan setuju pemilu ditunda,” kata Zulhas.
“Pertama, alasannya itu pandemi yang belum berakhir. Itu memerlukan perhatian kesungguhan keseriusan untuk menangani,” kata dia.
Kemudian, ungkap Zulhas, perekonomian nasional belum membaik karena pertumbuhannya rata-rata masih 3 sampai 3,5 persen. Ditambah lagi, situasi masyarakat yang kehilangan pekerjaan, usaha-usaha yang belum kembali pulih secara utuh.