PDIP Ngaku Partai Wong Cilik, Pakar: Kadernya Koruptor Paling Jahat dalam Sejarah
Komentar

PDIP Ngaku Partai Wong Cilik, Pakar: Kadernya Koruptor Paling Jahat dalam Sejarah

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Pakar Perilaku Sosial, Arief Munandar menanggapi perihal perkataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengenai perbedaan ideologi PDIP dengan partai lainnya.

Sebelumnya, Hasto menyebutkan bahwa pihaknya sulit melakukan koalisi dengan Partai Demokrat dan PKS akibat perbedaan ideologi.

Melansir dari Pikiran Rakyat, publik pun menilai Hasto seolah-olah mengklaim bahwa partainya sebagai partai paling berideologi.

Menanggapi hal ini, Arief membantah pernyataan Hasto tersebut.

“Sangat tidak setuju dan sangat tidak percaya terhadap pernyataan Hasto yang secara tidak langsung mengatakan bahwa PDIP adalah partai paling ideologi,” ujar Hasto, dikutip oleh terkini.id dari Pikiran Rakyat, Kamis 3 Juni 2021.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Menurutnya, PDIP merupakan partai dengan banyakanya kader yang melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah Indonesia.

“PDIP, kader-kadernya melakukan korupsi paling jahat sepanjang sejarah Indonesia,” kata Arief Munandar.

Ia pun kemudian memberikan contoh kasus yakni kasus korupsi dana bansos yang dilakukan kader PDIP sekaligus eks Menteri Sosial, Juliari S Batubara.

“Ya lu bayangin aja gimana nggak, kader PDIP paling tidak seorang yang sudah tertangkap dan jadi tersangka, yaitu Juliari P Batubara melakukan korupsi bansos di Kementerian Sosial ketika dia jadi Mensos,” lanjutnya.

Padahal, kata Arief, dana bantuan sosial tersebut merupakan hak yang telah dijamin konstitusi untuk rakyat.

“Kita tahu ya begitu banyak rakyat yang masih berada di bawah garis kemiskinan dan menghadapi persoalan-persoalan sosial ekonomi yang berat. Apalagi ketika dihantam pandemi Covid-19,” tuturnya.

“Lu bayangin betapa teganya kader-kader PDIP melakukan korupsi terhadap dana bansos yang merupakan hak dari rakyat jelata,” lanjutnya.

Ia pun menilai klaim PDIP sebagai partai paling ideologis dan wong cilik patut dipertanyakan.

“Sehingga ketika PDIP mengeklaim sebagai partai ideologis dan partai wong cilik, ya kita harus mempertanyakan itu. Kita harus menggugat dengan mengatakan are you sure? Anak-anak sekarang pasti akan mengatakan, sumpeh lu?,” tegasnya.