Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Dede Budhyarto alias Kang Dede mengatakan bahwa kelompok teroris hingga gerombolan radikal kepanasan ketika mendengar kata “Nusantara”.
Hal tersebut disampaikan oleh Komisaris Independen PT Pelni melalui akun Twitter resminya pada Selasa, 18 Januari 2022.
“Kelompok Teroris, Ikhwanul Muslimin, HTI dan gerombolan radikal, kepanasan, kejang-kejang, bibir pecah-pecah, mata melotot dan membentur-benturkan kepalanya ke tembok ketika mendengar kata ‘NUSANTARA’,” katanya.
Diketahui, istilah “Nusantara” akhir-akhir ini ramai dibicarakan usai Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Ibu Kota Negara (IKN) baru yang terletak di Kalimantan akan dinamai “Nusantara”.
Informasi soal nama calon IKN ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa dalam Rapat Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Senin, 17 Januari 2022.
- Biznet 25 Tahun: Menyambung Nusantara dari Makassar
- Mengenal Bangunan Bersejarah di Kota Makassar Fort Rotterdam
- Benteng Rotterdam Tinggalan Sejarah yang Menyimpan Banyak Koleksi
- Jokowi Ingin IKN Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Said Didu Kritik: Jadi Arena Balapan Mobil Gaib Seperti Esemka
- Rencana Pembangunan IKN Terus Dijalankan, Warganet: Ajak Masyarakat Patungan Seakan Mengemis Pada Rakyat yang Sudah Susah
“Saya baru mendapatkan konfirmasi dari Bapak Presiden Jokowi pada Jumat (14/1) dan beliau mengatakan Ibu Kota Negara ini namanya Nusantara,” kata Suharso, dilansir dari Tempo.
Ia menjelaskan bahwa alasan pemilihan nama tersebut adalah nama Nusantara sudah dikenal sejak dahulu dan menjadi ikonik di dunia internasional.
Selain itu, menurut Suharso, nama Nusantara mudah dan menggambarkan kenusantaraan bangsa Indonesia.
“Saya yakin kita semua setuju dengan istilah Nusantara ini,” ujar Suharso Monoarfa.
Dalam rapat tersebut, Panja RUU IKN, Ahmad Doli Kurnia meminta pemerintah menyiapkan penjelasan dari penamaan Nusantara.
Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk menambah pengetahuan meskipun Panja RUU IKN menyepakati penamaan tersebut.
“Saya juga meminta pemerintah menyiapkan penjelasan agar Pasal 1 ini tidak multitafsir. Saya menilai Ibu Kota Negara adalah statusnya, namun namanya Nusantara,” ujar Ahmad Doli Kurnia.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
