NETWORK
Terkini.id, Jakarta – Pengamat politik Ujang Komarudin sebut elektabilitas Anies Baswedan akan rendah atau turun jika nanti jabatannya sudah tidak ada. Warganet dalam menanggapi hal ini murka dengan mengatai pengamat asu, Rabu 20 Juli 2022.
Pengamat politik, Ujang Komarudin menyebut elektabilitas Anies Baswedan menuju Pilpres 2024 bisa saja turun ketika masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta berakhir, Oktober 2022.
Katanya, tingkat keterpilihan Anies bisa turun usai lepas dari jabatan gubernur dikarenakan sudah tidak ada pemberitaan mengenai dirinya.
Kondisi tersebut bakal membuat Anies kesulitan buat mendapatkan panggung bila Ia berniat mencalonkan diri menjadi presiden.
“Kalau tidak punya jabatan, tidak punya posisi atau tidak jadi gubernur lagi ini menjadi tantangan tersendiri karena tidak punya panggung, tidak punya pemberitaan, tidak punya anggaran untuk membangun pencitraan itu. Kecuali dia punya panggung di tempat lain,” sebutnya, Senin 18 Juli 2022.
- Anggota, Struktur dan Simpatisan PKS Dipastikan All Out Menangkan Anies Baswedan
- Kritik Subsidi Mobil Listrik, Said Didu Berikan Contoh Alur Merampok Rakyat Melalui Kebijakan
- Ismail Bachtiar Hadiri Pertemuan Khusus Dengan Anies Baswedan, Bahas Strategi Pemenangan
- CEK FAKTA: Kejutan, Sandiaga Uno Resmi Dampingi Anies Baswedan
- Usai PDIP Tunjuk Ganjar Jadi Capres, Rocky Gerung Sarankan Prabowo Merapat ke Anies Baswedan
Ujang menyampaikan, kalau Anies mampu menjaga elektabilitasnya maka Ia masih bisa bersaing untuk menjadi calon presiden.
“Tetapi kalau nanti jabatannya tidak ada kan bisa jadi nanti elektabilitasnya akan rendah atau turun. Nah, kalau itu terjadi, ya, akan sulit untuk bersaing di pencapresan,” ujarnya Ujang.
Sebagai orang nonparpol, Anies mesti memiliki elektabilitas yang tinggi supaya dilirik parpol menjadi capres.
Menanggapi hasil survei Indopol yang menunjukkan pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapatkan dukungan tertinggi dari publik, kata Ujang keduanya memang bisa menarik pemilih muda bila partai pengusungnya bisa bekerja sama.
“Kalau formulanya NasDem mendukung Anies, Demokrat mendukung AHY baru ketemu, ditambah dengan kekuatan dari PKS,” jelasnya dilansir dari Antara dan Suaracom.
Di samping itu, warganet yang tidak menerima analisa itu, mengecam pengamat tersebut. Ia mengatai pengamat dengan menyebut nama hewan, “Pengamat asu,” tweet MuhammadIrfan Mumu @MuhammadMumu113.
