Terkini.id, Jakarta – Jazilul Fawaid selaku Wakil Ketua Umum PKB mengatakan dirinya setuju dengan ucapan Menko Marves Luhut Pandjaitan yang sebelumnya menyebutkan orang yang akan menjadi presiden Indonesia berasal dari Jawa.
Dalam acara diskusi ICMI Talk berjudul Peta Politik Umat Islam Pada Pemilu 2024: Tantangan, Peluang dan Harapan, Jazilul Fawaid berpendapat berdasarkan dari pergelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya, memang yang keluar sebagai pemenang selalu orang Islam dan Jawa.
“Jika kita melihat pada Pemilu Presiden maka kata kunci untuk menjadi pemenang atau menjadi presiden adalah Islam dan Jawa, kata kuncinya itu,” ujar Jazilul Fawaid, dikutip dari suara.com jaringan terkini.id, Sabtu 1 Oktober 2022.
Alasan dibalik hanya orang Jawa dan Islam yang tidak terkalahkan dalam pemilihan presiden disebabkan oleh mayoritas penduduk Indonesia yang kebanyakan dari Jawa dan penganut agama Islam.
“Karena suara Islam yang 86 persen beragama Islam mayoritas, yang kedua 40 persen beretnis Jawa, jadi kalau urusan Pilpres itu selalu akan dimenangkan oleh sosok yang memiliki dua identitas itu Islam dan Jawa,” kata Jazilul Fawaid.
- Reaksi Jokowi Ketika Lihat Luhut Pandjaitan Pakai Jas Kuning
- Nasdem Pertimbangkan Luhut Pandjaitan Jadi Kandidat Cawapres Anies Baswedan
- Dituduh Bjorka Belum Booster, Luhut Pandjaitan Bilang Begini
- Hacker Bjorka Beraksi Lagi, Kini Bocorkan Data Luhut Pandjaitan Terkait Vaksin Covid-19
- Tesla Dikabarkan Telah Tanda Tangan Kontrak Dengan Perusahaan Nikel Indonesia
Sebagai informasi, pada saat Luhut Pandjaitan menjadi bintang tamu dalam acara di saluran YouTube pengamat politik Rocky Gerung, ia ditanya mengenai penerus Presiden Jokowi.
Luhut Pandjaitan langsung menjawab bahwa dirinya tidak dapat menjadi presiden lantaran ia bukan keturunan Jawa.
Oleh karena itu, Luhut Pandjaitan harus tahu diri sebab peluangnya untuk menjadi presiden Indonesia sangat kecil.
“Harus tahu diri juga lah. Kalau kau enggak orang Jawa (lalu ikut) pemilihan langsung hari ini, udah lupain deh,” tutur Luhut Pandjaitan.
Lebih lanjut, Luhut Pandjaitan berpendapat dirinya adalah ‘double minoritas’ sehingga dia tidak akan maju sebagai Capres daripada harus menyakiti dirinya sendiri.
Selain soal pemilihan presiden, dalam kesempatan yang sama Luhut Pandjaitan membahas sindiran yang diberikan oleh Rocky Gerung kepada pemerintahan Presiden Jokowi.
Mengenai dirinya sebagai pembantu presiden yang selalu dikritik, Luhut Pandjaitan mengaku tidak mempermasalahkan hal itu.
“Masyarakat mau kritik saya silahkan, kritik presiden juga silahkan. Waktu anda (Rocky Gerung) sebut presiden dungu juga nggak masalah,” ucap Luhut Pandjaitan.
“Terus terang itu menyakitkan, tapi ya sudah,” sambung Luhut Pandjaitan.
Luhut Pandjaitan merasa mengenai kritikan yang diberikan kepada dirinya maupun Presiden Jokowi merupakan hal yang biasa.
Namun Luhut Pandjaitan berharap kritikan yang disampaikan kepada dirinya ataupun Presiden Jokowi diberikan secara sopan.
“Perbedaan pendapat itu wajar, di keluarga juga ada, kan? Asal penyampaiannya lebih santun. Ada yang bilang kebebasan berpendapat dikekang, kata siapa?” ungkap Luhut Pandjaitan.