Terkini.id, Jakarta – Politisi Demokrat, Cipta Panca Laksana menanggapi berita soal Presiden Jokowi (Joko Widodo) yang menyinggung mengapa Indonesia masih mengimpor jagung padahal bisa ditanam di mana saja.
Panca menyinggung bahwa Jokowi lebih parah dibanding Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY yang kerap diejek karena sering mengucapkan “saya prihatin”.
“Yang ngledek pak SBY suka prihatin, ini ada yang lebih parah lagi. Tujuh tahun bingung dong,” kata Cipta Panca Laksana melalui akun Twitter pribadinya pada Kamis, 28 April 2022.
Bersama pernyataannya, Panca membagikan berita berjudul “RI Masih Impor Jagung dan Kedelai, Jokowi Bingung”.
Dilansir dari VIVA, Presiden Joko Widodo menyoroti soal Indonesia yang masih mengimpor jagung.
- Proyek Strategis Nasional Bendungan Lausimeme yang Diresmikan Jokowi Digarap Perusahaan Konstruksi KALLA
- PLN Pastikan Pasokan Listrik Tanpa Kedip saat Jokowi Resmikan RS Vertikal Makassar
- Andil Andi Sudirman Sulaiman di Balik Rumah Sakit OJK yang Akan Diresmikan Jokowi di Makassar
- Dua Putra Asal Kabupaten Pangkep Dilantik Jokowi Jadi Perwira TNI AD
- Presiden Jokowi Pantau Pemberian Bantuan 300 Unit Pompa untuk Petani di Bone
Pasalnya, jagung adalah jenis tanaman yang mudah tumbuh jika di tanam di berbagai tempat.
Hal ini disoroti Jokowi dalam acara peresmian pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 28 April 2022.
“Kita buat kebijakan yang berpihak bagi industri substitusi impor, yang memproduksi kebutuhan dalam negeri,” kata Jokowi.
“Misalnya jagung masih impor, tanam jagung. Kenapa, menanam jagung di mana pun juga tumbuh. Kenapa masih impor,” tambahnya.
Selain jagung, Presiden Jokowi juga menyoroti mengenai kedelai yang juga ternyata masih impor.
Ia menilai bahwa Indonesia yang terkenal subur seharusnya dapat memenuhi kebutuhan kedelai tanpa harus impor.
“Kedelai kita juga masih impor, padahal banyak daerah yang sesuai untuk penanaman kedelai,” katanya.
Selanjutnya, Jokowi mengarahkan untuk menggunakan produk dalam negeri bukan hanya disampaikan kali ini saja.
“Pertama ini sudah dua kali saya sampaikan bekerja fokus untuk peningkatan tingkat komponen dalam negeri TKDN. Artinya belanja barang, modal dan jasa harus diarahkan kepada pembelian produk-produk dalam negeri,” ujarnya.
Menurut Presiden Jokowi, potensi belanja barang dan modal dan jasa di pusat ini ada cukup besar, yakni Rp526 triliun di Pemerintah pusat dan di daerah sebesar Rp535 triliun.
“Artinya total sudah Rp1.062 triliun, plus BUMN Rp420 triliun. Ini angka yang besar sekali,” kata Jokowi.
“Jangan sampai ini dibelanjakan untuk barang-barang impor, sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang meningkat. Arahkan semuanya pembelian ke produk-produk dalam negeri,” sambungnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
