Terkini.id, Jakarta – Andi Arief, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat kembali mencuit soal Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat yang ia sebut ilegal. Kali ini, Andi Arief mengaitkan masalah KLB tersebut dengan Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, jika KLB tersebut sampai terjadi, maka pemerintah telah melakukan terhadap hal ilegal.
Padahal, menurut Andi Arif, Jokowi seharusnya mengambil tindakan untuk membela demokrasi.
“Pemerintah lakukan pembiaran jika KLB ilegal terjadi. Pak Jokowi harusnya bisa bertindak, terlalu lembek bela demokrasi,” tulisnya di akun twitter barunya, @AAndiArief_ID pada Jumat, 5 Maret 2021.
Andi Arief bahkan mengatakan bahwa Jokowi tidak menghargai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai mantan Presiden.
- Chusnul: Pihak KLB Sudah Ingatkan Kalian soal Buruknya Kepemimpinan AHY, Kalian Gak Mau Dengar, Ya Rasakan Sekarang
- Max Sopacua, Tokoh Partai Demokrat Kubu Moeldoko Meninggal Dunia
- Gugat Menkumham di PTUN, Pengacara KSP Moeldoko Diduga Pernah Palsukan Surat Kuasa
- Bila Moeldoko Tinggalkan Istana, Pengamat Politik Sebut Nama Amran Sulaiman
- Sarankan Kubu Moeldoko Buat Partai Baru, Tengku Zul: Biar Kelihatan Jantan
Maka, ia mengancam bahwa bisa saja melakukan demonstrasi di Istana.
“Soal etika hargai mantan Presiden (SBY) yang lakukan kebenaran juga beku hatinya,” kata Arief.
“Jangan salahkan jika mantan Presiden demonstrasi di Istana dengan standar prokes,” imbuhnya.
Untuk diketahui, hari ini telah beredar beberapa gambar yang disebut sebagai KLB yang diselenggarakan beberapa pendiri dan petinggi Partai Demokrat.
Dalam foto tersebut, tertera tulisan bahwa KLB Demokrat akan diadakan selama tiga hari yaitu 5-7 Maret 2021.

Sementara itu, Andi Arief yang sebelumnya pernah mencuit bahwa Moeldoko akan hadir, mengatakan bahwa ratusan kader demokrat akan menghadang Moledoko agar tidak hadir di KLB tersebut.
“Ratusan kader demokrat akan ke Bandara Kualanamu sambut Pak Moeldoko dan meminta dia pulang ke Jakarta,” tulisnya.
Arief juga menyampaikan bahwa ia telah memprediksikan langkah-langkah yang akan diambil Moeldoko dan akan berupaya keras untuk menghalangi para kader agar tidak menghadiri KLB.
“Kemungkinan pertama batal berangkat karena ketahuan. Kedua, on schedule. Ketiga, mengubah jam penerbangan,” kata Arief.
“Kami sudah berupaya keras menghalangi langkah para kader ini,” tambahnya.