Terkini.id, Jakarta – Dalam persidangan Munarman, pengamat politik Rocky Gerung hadir menjadi saksi ahli meringankan.
Di sana, ia tampak menyinggung soal khilafah dan menyentil Presiden Jokowi yang katanya mengintip grup WhatsApp ibu-ibu TNI.
Menurutnya, hal itu merupakan tindakan yang tidak sopan karena ketika orang-orang mendiskusikan soal khilafah di ruang WhatsApp, itu bukan menjadi soal.
Dalam konteks ini, yang tidak patut menurut Rocky adalah mengintip diskusi tersebut. Sebab, diskusi itu bersifat ekslusif.
Lebih jauh, Rocky mengatakan jika mendiskusikan khilafah dalam koridor demokrasi bukanlah hal yang dilarang.
Ia bahkan mengakui kerap memprovokasi kelas agar mendiskusikan topik khilafah. Baginya, pengetahuan khilafah harus dipelajari agar kemudian bisa dibandingkan dengan sistem demokrasi.
Menurutnya, radikal termasuk suatu istilah yang dikonsumsi untuk menjadi headline atau pokok berita.
Ya, hal itulah yang disampaikan Rocky Gerung ketika menjawab pertanyaan kuasa hukum Munarman terkait hubungan radikal dengan terorisme.
“Istilah radikal jadi istilah yang dikonsumsi untuk jadi headline, itu istilah yang berbahaya sebetulnya,” ungkap Rocky, dikutip dari Suara, jaringan terkini.id, pada Rabu, 2 Maret 2022.
Rocky kemudian mencontohkan kapasitasnya sebagai seorang akademisi. Katanya, setiap kali masuk ke ruang kelas, kepada murid-muridnya, ia selalu menekankan untuk berpikir radikal—tentang manusia, Tuhan, hukum, dan segala macam.
“Karena saya setiap kali masuk ruang kelas, saya bilang, ‘kalau Anda tidak berpikir radikal, keluar dari kelas saya’,” akunya.
“Karena saya ingin ada debat radikal, soal apa saja. Soal Tuhan, kemanuasiaan, negara, segala macam, interpelasi hukum.”
Dengan menjadikan radikal sebagai istilah yang dikonsumsi untuk menjadi headline, kata Rocky, dengan demikian ada proses mencegah bahasa yang sebelumnya berfungsi untuk mengaktifkan dialektis sehingga orang-orang akan takut untuk menjadi radikal.
“Karena orang takut jadi radikal. Bahaya betul negara ini karena orang takut jadi radikal. Karena radikal itu justru memprovokasi kita untuk berpikir habis-habisan. Makanya kita dilarang berpikir habis-habisan,” tandas Rocky Gerung.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
