Selama Masa Pendampingan, Mahasiswa Polbangtan Rutin Kunjungi Lahan Petani untuk Pengamatan Hama

Selama Masa Pendampingan, Mahasiswa Polbangtan Rutin Kunjungi Lahan Petani untuk Pengamatan Hama

R
Polbangtan
Redaksi

Tim Redaksi

Di sela pembelajaran dan kuliah online dari rumah atau biasa disebut Learn From Home. Mahasiswa Polbangtan Gowa tetap melakukan kegiatan pendampingan selama masa darurat pandemi Corona Virus Disease (COVID-19).

Salah satu kegiatan pendampingan yang dilakukan mahasiswa Polbangtan Gowa yakni Taufiq Hidayat terhadap Bapak Andi Sudirman selaku ketua kolompok tani Langkarae dan dilaksanakan di Desa Bune, Kecamatan Libureng, Kabupaten bone dengan melakukan kunjungan rutin ke lahan sawah untuk mengamati apakah tanaman terserang hama atau tidak serta melakukan pembersihan sampah. Rabu (27/05).

Sebagian besar hama pada tanaman padi cenderung berkembang pesat ditempat yang lembab. Semua jenis hama di sawah dianggap sama sehingga petani hanya menggunakan satu jenis pestisida untuk bermacam-macam jenis hama. Jika dilakukan penyemprotan sekali dirasa kurang berhasil para petani melakukan penyemprotan yang kedua kalinya, demikian dilakukan seterusnya tentu saja dengan dosis yang makin tinggi.

Hama yang menyerang tanaman padi ada berbagai macam filum hewan, bahkan ada yang belum di ketahui taksonominya. Berdasarkan bagian tanaman padi yang diserang, hama padi dibedakan menjadi: 1. Hama perusak persemaian: tikus, ulat tanah, ulat grayak. Lalat bibit. 2. Hama perusak akar: nematoda, anjing tanah, uret (larva Coleoptera), kutu akar padi. 3. Hama perusak batang: tikus, penggerek batang, dan hama ganjur. 4. Hama pemakan daun: pengorok daun, kumbang, belalang, ulat tanah, dan ulat kantung. 5. Hama penghisap daun: thrips, kepik, walang sangit, wereng coklat dan wereng hijau. 6. Hama perusak buah: walang sangit, kepik, ulat, tikus,dan burung (Nur Tjahjadi, 2007).

Kunjungan dilakukan setiap saat ke lahan yang sudah di tanami padi bertujuan untuk mengamati tanaman padi dari serangan hama serta sampah-sampah yang terbawah oleh genangan air hujan” ujarnya.

Baca Juga

Sampai saat ini usaha tani padi sawah pada beberapa daerah banyak mengalami kendala di lapangan, terutama serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang meliputi hama dan penyakit tanaman serta serangan dari hama tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat sehingga dapat menyebabkan penurunan produktivitas pada lahan.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, sektor pertanian menjadi harapan, tulang punggung di tengah upaya pemerintah dalam menanggulangi Covid 19. “Tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku  pembangunan  pertanian,” tegas SYL.

Sejalan dengan arahan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi  mengatakan di masa pandemi Covid19,  petani adalah pejuang untuk melawan Covid-19.  “Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi,” ujar Dedi.

Respon Kelompok tani terhadap pendampingan yang di lakukan mahasiswa polbangtan gowa dapat dikatakan sangat baik dan berjalan dengan lancar. Seluruh petani disana sangat antusias sekali dalam mengikuti kegiatan ini. Dalam situasi Covid-19  Mereka merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa polbangtan gowa “pungkasnya. (UNY)

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.