Terkini.id, Jakarta – Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan beredarnya video seorang pria yang menendang dan menghancurkan sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru.
Pada video viral tersebut berdurasi 30 detik, tampak seorang pria dengan penutup kepala dan rompi menghampiri sebuah sesajen yang terletak di atas tanah.
Sesajen yang berisikan buah-buahan dan nasi itu kemudian ditendang oleh pria tersebut sambil meneriakkan kalimat ‘Allahu Akbar’.
Bahkan pria tersebut menyebut bahwa sesajen itu lah yang selalu mengundang murka dari sang maha pencipta.
“Ini yang membuat murka Allah,” kata pria dalam video.
- Viral Pria Tertawakan Relawan Semeru Saat Beri Imbauan ke Masyarakat
- Hatrick! Lokasi Erupsi Semeru Jadi Tempat Syuting Film Adegan Dewasa, Ada Izin BPBD-Nya!
- Saling Lempar Tuduhan Siapa yang Pasang Baliho Puan di Lokasi Erupsi Semeru, DPC PDIP Lumajang Sebut Pelakunya Relawan Puan Maharani
- Bukan Gunung Semeru, Ramalan Jayabaya Ungkap Letusan Gunung yang akan Belah Pulau Jawa Jadi Dua
- Habib Rizieq Hadir di Tengah Situasi Bencana Erupsi Semeru, Kok Bisa?
Lanjut “Jarang sekali disadari bahwa inilah yang justru mengundang murka Allah, hingga Allah menurunkan azabnya. Allahu Akbar,” ucapnya lagi.
Video yang beredar di media sosial itu pun menjadi ramai diperbincangkan hingga kemudian dibagikan ulang oleh pendakwah Gus Miftah di akun Instagram miliknya.
Dalam unggahan di akun Instagramnya itu, Gus Miftah turut memberikan komentar mengenai perilaku si pria yang menendang sesajen tersebut.
Gus Miftah merasa geram dengan tingkah laku pria tersebut, lantaran tak bisa menghargai adat istiadat daerah lain. Dilansir dari Galamedia. Minggu, 9 Januari 2022.
“Setiap daerah memiliki adat istiadat atau aturan yang berbeda,” kata Gus Miftah, dikutip Galamedia dari akun Instagram @gusmiftah.
Pendakwah yang mendapat julukan presiden para pendosa itu pun menilai bahwa pria dalam video tersebut terkesan merasa paling pandai.
Bahkan ia mengingatkan pria tersebut untuk tak salah arah lantaran hal itu bisa menyebabkan petaka bagi dirinya sendiri.
“Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Miftah menekankan bahwa dari kejadian tersebut perlu adanya perubahan cara pandang terhadap sebuah sesajen.
“Yang perlu dirubah itu otak dan cara pandangnya bukan budayanya,” lanjutnya.
Ia pun mengajak semua pihak untuk berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak, karena hal itu tak akan terjadi apabila pria tersebut bisa memandang dari berbagai arah.
Selain itu, tindakan untuk menendang dan menghancurkan sesajen tersebut dianggap Gus Miftah bukan cara yang pantas.
Apalagi menurutnya, perbuatan kasar tersebut tak mencerminkan islam seperti yang dibawa wali songo ke nusantara.
“Pernah nggak ada berfikir yang membuat itu orang non Islam, atau orang Jawa yang memegang teguh adat istiadatnya? Atau mungkin juga orang Islam yang baru belajar?” terangnya.
“Pantaskah cara yang dilakukan seperti itu? Kalau dulu dakwah wali songo sekasar itu, mungkin Islam belum seperti hari ini di nusantara,” pungkasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.