Sindir Politisi Demokrat, Ruhut: Nanti Bos-Bosmu Mau Ketemu Bapak Jokowi, Ngemis juga Melalui Hinca ke Luhut

Sindir Politisi Demokrat, Ruhut: Nanti Bos-Bosmu Mau Ketemu Bapak Jokowi, Ngemis juga Melalui Hinca ke Luhut

R
R
Resty
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Politisi PDIP, Ruhut Sitompul melontarkan sindiran keras kapada politisi Partai Demokrat, Yan Harahap yang menyindir Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Ia mengatakan bahwa jika nantia atasan-atasan Yan Harahap mau bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), mereka akan mengemis-ngemis kepada Luhut melalui petinggi Demokrat, Hinca Pandjaitan.

Hal ini disampaikan Ruhut Sitompul yang merupakan mantan politisi Demokrat melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu, 13 April 2022.

“Yan Harahap Ha Ha Ha Nanti Boss-bossmu Mau ketemu Bapak Joko Qidodo presiden RI ngemis juga melalui Hinca Panjaitan ke Luhut Binsar Pandjaitan yang kau bilang pendusta. Goblok banget kau Shalom,” katanya.

Sebelumnya, Yan Harahap menanggapi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan ia juga berhak untuk tidak membagikan big data terkait penundaan pemilu 2024 saat berbicara dengan mahasiswa.

Baca Juga

Yan Harahap menyindir bahwa jika demikian, maka masyarakat juga berhak untuk menganggap omongan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai dusta besar.

“Masyarakat Indonesia punya hak juga dong menganggap omongan anda ‘big dusta’. Gak masalah kan? Kenapa mesti ribut?” kata Yan Harahap melalui akun Twtter pribadinya pada Selasa, 12 April 2022.

Sebagaimana diketahui, Luhut sempat mengeklaim memiliki big data bahwa mayoritas masyarakat mendukung penundaan pemilu 2024.

Dilansir dari Kumparan, Luhut diadang anggota BEM UI usai bertemu dengan Rektor UI Ari Kuncoro di Balai Sidang UI, Depok pada Selasa, 12 April 2022.

Saat diadang itu, Ketua BEM UI, Bayu Satria mempertanyakan klaim Luhut yang memiliki big data soal penundaan Pemilu 2024.

Namun, Luhut Binsar Pandjaitan tetap enggan mempublikasikan data itu ke publik. Ia tetap pada pendiriannya ketika Bayu menanyakan keberadaan big data itu.

“Sudah, sudah. Mau kalian apa?” tanya Luhut.

Bayu membalas bahwa mereka ingin Pemerintahan Jokowi tegas menolak penundaan pemilu serta membuka big data yang diklaim Luhut.

“Tegas menolak penundaan pemilu. Harus ditegaskan oleh pemerintah. Kami baca di media Bapak Luhut menyuruh ketua partai untuk menunda. Buka big data Bapak,” jawab Bayu.

Namun, Luhut tetap pada pendiriannya untuk tidak mempublikasikan big data tersebut. Ia mengatakan mempunyai hak untuk tidak mempublikasikannya ke publik.

“Dengerin, kan, saya punya hak juga untuk tidak meng-share ke kalian. Enggak ada masalah kenapa mesti ribut? Beda pendapat itu biasa. Kamu harus belajar berdemokrasi ke depan. Kamu sama pacar, istrimu bisa beda pendapat,” jawab Luhut.

Bayu lantas mengingatkan bahwa Luhut Binsar Pandjaitan adalah pejabat publik yang harus bertanggung jawab atas pernyataannya.

“Tapi, Bapak pejabat publik, Pak,” kata Bayu.

“Saya punya anak mahasiswa, jadi jangan emosional, kalian dengerin juga. Jadi kita itu beda pendapat silakan. Kamu nanti nikah beda pendapat sama istri,” jawab Luhut Binsar Pandjaitan.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.