Terkini.id, Jakarta – Mantan Menteri Kehutanan era Presiden SBY, MS Kaban menyinggung pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal Islam garis keras.
MS Kaban lewat cuitannya di Twitter MSKaban3, Jumat 29 Oktober 2021, menyebut Megawati perlu lebih banyak belajar agama Islam.
Pasalnya, kata MS Kaban, ia mengaku heran dengan ucapan putri Proklamator RI Bung Karno itu terkait Islam garis keras.
“Kayaknya Mbak Mega perlu lebih banyak belajar islam kok ngomong islam garis keras,” cuit MS Kaban.
Dia pun mempertanyakan dalil yang menjadi dasar Megawati menyebut adanya Islam garis keras.
- Harapkan MPR Evaluasi Jokowi pada 16 Agustus, MS Kaban: Adili Kebijakan Presiden Demi Keadilan Sosial
- MS Kaban: Harga Cepat Turun, Cuma Sayang Presidennya Gak Turun-Turun
- MS Kaban: Pantas Rezim Ini Hancur-hancuran Wong Pendukungnya Oon
- Kang Dede ke MS Kaban: Koruptor Macam Anda Mana Rakyat Percaya
- Singgung Presiden Tak Becus, MS Kaban: Indonesia Bermartabat dengan Pemimpin Baru
‘Mbak tolong sebutkan dasar dalil yang mbak maksud islam garis keras itu mana,” tanya MS Kaban ke Megawati.
Lebih lanjut, politisi Partai Ummat itu juga menyinggung soal kasus 6 pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS).
“Jangan ngomong katanya atau menurut pendapat sianu. Membunuh 6 pengawal HRS itu apa nasionalis garis keras? Sekuler garis keras?,” ujar MS Kaban.
Diwartakan sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung soal kemungkinan Islam garis keras akan melarang pembangunan patung Soekarno karena takut bahwa patung itu akan disembah.
Hal itu disampaikan Megawati dalam acara Peresmian dan Penandatanganan Prasasti Taman UMKM Bung Karno dan 16 Kantor Partai yang digelar secara virtual baru-baru ini.
Megawati dalam acara tersebut menyinggung pihak yang disebutnya Islam garis keras di mana menurutnya mereka akan melarang patung Soekarno dibangun karena khawatir akan disembah.
“Ada yang mengatakan, kalau dari Islam garis keras mengatakan tidak boleh, takut itu (patung) didewakan, disembah. Tidak ada niat seperti itu, hanya sebuah pengenalan dari suatu sosok pahlawan-pahlawan,” ujarnya.