Terkini.id, Jakarta – Akademisi Cross Culture, Ali Syarief menyinggung soal Islam di rezim Presiden Jokowi saat ini yang menurutnya perlahan-lahan dihilangkan dari ranah politik di Indonesia.
Ali Syarief lewat cuitannya di Twitter, Kamis 9 September 2021, menilai di rezim Jokowi saat ini sudah mulai kentara berbagai upaya untuk memusnahkan Islam di Indonesia.
“Makin kentara, dari berbagai penjuru, sudah mulai menampakan berbagai upaya untuk memusnahkan kaum Islamist di negeri ini,” cuit Ali Syarief.
Dalam cuitannya itu, ia juga membagikan video pendapatnya soal hal tersebut. Videonya itu tayang di kanal YouTube pribadinya, Cross Culture Institute.
Dilihat dari tayangan video berjudul ‘Politik Janggal’ tersebut, tampak awalnya Ali Syarief membahas soal perkembangan partai di rezim Orde Baru.
- Ali Syarief Ngaku Dapat WA dari Jenderal: Isinya, Revolusi Cara Perbaiki Kondisi Negara
- Istri Ferdy Jadi Tersangka Kasus Brigadir J, Ali Syarief: Istana Kaisar Sambo Mulai Terdengar!
- Singgung Citra Polri, Ali Syarief: Ferdy Sambo Monumen Kebiadaban Polisi
- 31 Anggota Terbukti Langgar Etik Kasus Brigadir J, Ali Syarief Sebut Ini Konspirasi Kriminal
- Nikita Mirzani Jadi Tersangka, Ali Syarief: Kena Batunya si Penista Ulama
“Pada era Orde Baru, ketika itu ada 10 partai yang mengikuti Pemilu. Empat di antaranya adalah partai yang membawa pandji Islam,” ujar Ali.
Namun berikutnya, kata Ali, partai-partai Islam di zaman Orde Baru itu disatukan dalam satu partai yakni Partai Persatuan Pembangunan atau PPP.
“Tapi berikutnya, di era Soeharto itu partai-partai Islam disatukan di bawah Partai Persatuan Pembangunan, dan partai-partai non-Islam yang nasionalisme termasuk di situ ada Katolik, Kristen itu bergabung di Partai Demokrasi Indonesia, PDI. Dan non-partai katanya ada di Golongan Karya (Golkar),” jelasnya.
Kemudian, lanjut Ali, partai Islam dihilangkan azasnya dengan ketentuan Undang-Undang yang mewajibkan semua partai politik berazaskan Pancasila.
“Tahap berikutnya yaitu menghilangkan azasnya (Islam) dengan ada ketentuan pada waktu itu undang-undang yang mewajibkan setiap partai harus menggunakan satu-satunya azas yaitu Pancasila,” ungkapnya.
Sementara di era Reformasi, partai-partai Islam kembali memperlihatkan eksistensinya seperti munculnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Akan tetapi, menurut Ali, PKS tidak memakai azas Islam melainkan menggunakan azas nasionalis religius agar mereka bisa tetap meraih suara dari kaum beragama.
“Setelah Reformasi, partai-partai Islam kembali lagi memperlihatkan cirinya seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), nasionalis religus. Islamnya sudah gak ada karena mereka tetap ingin meraih suara-suara dari kaum beragama jadi azasnya Pancasila, Nasionalis plus Religius,” terangnya.
Lebih lanjut, Ali Syarief menilai di rezim Jokowi saat ini Islam hendak dihilangkan dari ranah politik. Terlebih, partai Islam sekarang menurutnya sudah tidak bergeming lantaran dikepung oleh koalisi parpol sekuler.
“Jadi keinginan menghilangkan Islam dari ranah politik itu sudah jelas terlihat. Di rezim (Jokowi) sekarang ini yah partai Islam sudah tidak bergeming lagi karena sudah dikepung koalisi partai sekuler,” ujarnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.