Terkini.id, Jakarta – M. Jamiluddin Ritonga selaku pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul mengatakan Jokowi seharusnya belajar dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menanggapi masalah Calon Presiden (Capres).
M. Jamiluddin Ritonga mengingatkan pada saat Pemilihan Umum 2014 (Pemilu 2014), SBY selalu bersikap netral kepada semua kandidat Capres.
“Untuk itu, Jokowi perlu belajar kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menyikapi Capres. Pada Pilpres 2014, SBY tidak memihak kepada pasangan capres,” ujar M. Jamiluddin Ritonga, Selasa 29 November 2022.
Hal ini berbanding terbalik dengan sikap Jokowi yang saat ini selalu memberikan kode terhadap calon kandidat yang akan didukungnya.
M. Jamiluddin Ritonga menilai Jokowi bertindak layaknya Ketua Umum Partai.
- Viral, Megawati Kasihani Jokowi: Badannya Makin Kering Gegara Urus Negara
- Soal Surya Paloh dan Jokowi, Zulfan Lindan Ungkit SBY dan Megawati
- Muslim Arbi: Jokowi Hendak Geser Peran Megawati di PDIP
- Jokowi Dikabarkan Gantikan Megawati, Ketua Ganjar Mania Buka Suara
- Pakar Sebut Megawati Perlakukan Jokowi Seperti Petugas Partai
Oleh karena itu, M. Jamiluddin Ritonga berpendapat sudah sangat wajar jika PDIP merasa risih terhadap tingkah Jokowi.
“Selain itu, sebagai Presiden Jokowi juga terlalu sering berbicara Capres. Sebagai Presiden, Jokowi terkesan sudah mengambil peran partai politik, khususnya Ketua Umum Partai,” katanya.
“Ketersinggungan kader PDIP itu kiranya wajar karena Jokowi dinilai sudah melampaui kewenangan sebagai kader PDIP,” lanjutnya.
Diketahui bahwa Jokowi saat ini masih menjadi kader PDIP. Sedangkan Ketua Umum PDIP adalah Megawati Soekarnoputri.
M.Jamiluddin Ritonga menekankan sudah semestinya Megawati Soekarnoputri yang memberikan pernyataan mengenai siapa kandidat yang akan diusung oleh PDIP, bukan Jokowi.