Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Denny Siregar menanggapi soal sejumlah pendakwah mualaf yang kerap memberikan ceramah kepada umat Islam di Indonesia.
Denny Siregar menilai, belakangan ini banyak pendakwah mualaf yang berani melabeli dirinya sebagai ustaz atau penceramah.
Bahkan, kata Denny, sejumlah pendakwah mualaf tersebut juga sudah berani mengisi kegiatan dakwah di sejumlah daerah.
Padahal, menurut Denny, untuk mengajarkan ilmu keagamaan perlu pendidikan yang panjang. Menurutnya, seandainya mereka hanya bermodalkan status mualaf namun belum memiliki bekal yang cukup maka pesan-pesan yang mereka syiarkan tidak memiliki landasan kuat.
Hal itu disampaikan Denny Siregar lewat videonya yang tayang di kanal Youtube 2045 TV, seperti dilihat pada Rabu 24 Maret 2021.
“Yang lebih gila, ada mualaf-mualaf yang baru masuk Islam, dan tiba-tiba menjadi penceramah. Background-nya apa untuk mengajarkan Islam? Kan pertanyaannya begitu,” ujar Denny Siregar.
Kendati tak menyebutkan siapa pendakwah mualaf yang ia maksud tersebut, namun diduga sosok itu adalah Yahya Waloni dan Felix Siauw.
Dalam video berjudul ‘KPI Larang Pendakwah di TV, Emang Berani?’ tersebut, Denny juga menilai hanya penceramah dengan keilmuan yang jelas saja yang sebaiknya diperbolehkan berdakwah.
“Kalau kita belajar di suatu sekolah, kan kita tahu, guru kita background-nya bagaimana? Dia sudah melalui sekolah apa? Guru agama atau segala macam, sehingga dia berhak untuk mengajar,” tuturnya.
Mengutip Hops.id, Denny Siregar dalam tayangan video itu juga mengingatkan bahwa dengan status mualaf saja seseorang sebaiknya belum boleh berceramah.
Sebab menurutnya, keilmuan mereka yang rendah akan berpengaruh terhadap para pendengar atau jemaah yang secara pemahaman jauh lebih rendah.
“Nah, kalau dia (mualaf) tiba-tiba jadi pengajar kita, apa kapasitas lu untuk mengajarkan tentang agama? Jangan-jangan, pemahaman lu yang cetek itu ditularkan ke gue yang pemahamannya lebih cetek lagi,” tegas Denny.
Lantaran hal itulah, Denny Siregar menilai pendakwah mualaf berpotensi membuat masyarakat Indonesia ribut satu sama lain.
“Ini yang jadi masalah di negara kita, makanya kita itu selalu ribut masalah agama,” ujarnya.