Terkini.id, Jakarta – Pernyataan mengenai presiden harus orang jawa yang dikeluarkan oleh Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan kini juga disetujui oleh Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid.
Mengenai pernyataan kontroversi ini, mantan sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu atau akrab disapa Said Didu juga turut bersura.
Muhammad Said Didu lantas mempertanyakan status penduduk Indonesia yang bukan berasal dari pulau Jawa atau keturunan Jawa.
Tanggapan Said didu ini diposting di akun media sosial Twitter pribadinya sebagaimana dilihat pada, Sabtu 30 September 2022.
“Orang luar Jawa hanya penumpang gelap di NKRI?”, tanya Said Didu.

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam narasinya mengatakan jika, calon pemimpin selanjutnya yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan Indonesia hanya bisa dilanjutkan oleh suku Jawa. Pernyataan Luhut ini disampaikan saat menjawab pertanyaan dari Rocky Gerung.
Luhut mengaku jika dirinya tidak bisa mencalonkan diri menjadi presiden RI lantaran dia bukan berasal dari suku Jawa atau keturunan Jawa.
Dengan demikian, Luhut mengatakan jika dia mengrungkan niatnya menjadi presiden dan tahu diri bahwa dia bukan berasal dari Jawa.
“Harus tahu diri juga lah kalau enggak orang jawa ikut pemilihan langsung hari ini, udah lupain deh”, kata Luhut seperti dikutip dari laman Suara.com jaringan Terkini.id.
Luhut tak hanya terhalang masalah syarat presiden harus Jawa, tetapi dia mengatakan jika harus tahu diri karena selain bukan Jawa, dia juga berasal dari Batak dan menganut keyakinan Kristen.
“Apalagi saya double minoritas. Udah batak, Kristen lagi. Jadi saya bilang sudah cukup itu, ngapain saya nyakitin diri saya”, ujarnya.
Pernyataan Waketum PKB
Waketum PKB, Jazilul Fawaid menyetujui pernyataan Luhut terkait syarat menajdi presiden harus orang jawa.
Jazilul mengatakan jika seorang yang ingin menjadi Presiden Indonesia harus dari suku jawa dan juga keyakinannya harus Islam.
“Jika kita melihat pada pemilu presiden maka kata kunci untuk menjadi pemenang atau presiden adalah Islam dan Jawa, kata kuncinya itu”, ujar Jazilul Fawaid.
Tanggapan Netizen
Selain tiga tokoh yang bersuara terkait presiden harus orang Jawa, ada pula tanggapan dari masyarakat pengguna media sosial atau Warganet yang turut merespon hal ini.
Netizen mempertanyakan mengenai fungsi Bhineka Tunggal Ika yang bersemboyan berbeda-beda tetap satu.
“Apa guna ada BHINEKA TUNGGAL IKA”m komentar akun @Julian51758164.

Selain itu, ada pula netizen yang meminta untuk melepaskan diri dari NKRI jika syarat jadi presiden harus jawa dan Islam.

“Kalau begitu ijinkan kami yang bukan orang jawa dan agama muslim punya presiden sendiri, sebab adakah dalam UUD 1945 disebutkan presiden Republik Indonesia harus orang jawa dan beragama Islam?”, kata netizen @herdianto_edy.