Soal Tragedi Kanjuruhan, Pele Ingatkan Kekerasan Tidak Cocok Dengan Olahraga
Komentar

Soal Tragedi Kanjuruhan, Pele Ingatkan Kekerasan Tidak Cocok Dengan Olahraga

Komentar

Terkini.id, Jakarta – Legenda sepak bola dunia yang berasal dari Brazil, Pele turut menyampaikan rasa belasungkawa terhadap tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Melalui akun Instagramnya, @pele, ia mengingatkan bahwa tindakan kekerasan bukan merupakan bagian dari sebuah pertandingan olahraga, termasuk sepak bola.

“Kekerasan tidak cocok dengan olahraga,” uja Pele, dikutip terkini.id dari akun Instagram @pele, Rabu 5 Oktober 2022.

Pria yang pernah memperkuat tim nasional Brazil ini menilai tragedi Stadion Kanjuruhan Malang adalah bencana dalam dunia sepak bola.

“Akhir pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepakbola,” kata Pele.

DPRD Kota Makassar 2023
Baca Juga

Pele berharap masyarakat Indonesia akan selalu dipenuhi dengan rasa kedamaian dan cinta akibat dampak dari tragedi Stadion Kanjuruhan Malang ini.

“Saya berharap banyak kedamaian dan cinta untuk seluruh rakyat Indonesia,” tutur Pele.

“Tidak ada rasa sakit dari sebuah kekalahan yang dapat membenarkan tindakan kita ketika kita sudah kehilangan kasih sayang antar sesama,” lanjut Pele.

Soal Tragedi Kanjuruhan, Pele Ingatkan Kekerasan Tidak Cocok Dengan Olahraga
Tangkapan Layar Pendapat Pele Tentang Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang (Instagram @pele)

Lebih lanjut, Pele kembali menegaskan bahwa olahraga selalu menjadi perbuatan yang didasari dengan rasa cinta.

“Olahraga harus selalu menjadi sebuah tindakan yang berasal cinta,” ucap Pele.

Sebagai informasi, tragedi Stadion Kanjuruhan Malang terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022. Menurut keterangan dari Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, kerusuhan yang terjadi bermula dari pendukung Arema FC yang tidak menerima kekalahan tim favoritnya.

Diketahui pada laga antara Arema FC melawan Persebaya itu diakhiri dengan kemenangan Persebaya dengan skor 2-3.

“Terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai. Permasalahan terjadi pada saat setelah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri,” ucap Irjen Nico Afinta.

Kegaduhan yang terjadi semakin parah akibat para pendukung Arema FC alias Aremania turun masuk ke lapangan Stadion Kanjuruhan Malang.

Karena dianggap telah menyerang kepolisian dan membuat onar, maka pihak kepolisian menembakkan gas air mata sebagai upaya pencegahan agar keadaan tidak menjadi semakin buruk.

“Oleh karena pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain,” papar Irjen Nico Afinta.

“(Lalu) Mereka pergi keluar di satu titik, di pintu keluar yaitu kalau nggak salah pintu 10.. kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah terjadi.. kurang oksigen yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit,” sambung Irjen Nico Afinta.