Terkini.id, Jakarta – Kabar seorang guru di SMA Negeri 58 Jakarta meminta para siswa agar jangan memilih calon Ketua OSIS yang bukan beragama Islam atau non muslim, viral di media sosial.
Ajakan guru tersebut sebelumnya beredar di grup aplikasi pesan WhatsApp. Dalam tangkapan layar pesan tersebut, tampak guru berinisial TS meminta anggota grup ‘Rohis 58’ tidak memilih calon ketua OSIS non muslim.
“Assalamualaikum…hati2 memilih ketua OSIS Paslon 1 dan 2 Calon non Islam…jd ttp walau bagaimana kita mayoritas hrs punya ketua yg se Aqidah dgn kita,” demikian isi pesan WhatsApp guru TS yang beredar di media sosial.
Ia pun meminta para siswa untuk memilih calon Ketua OSIS nomor 3 lantaran beragama Islam. Sementara calon lainnya, ada yang non muslim.
“Mohon doa dan dukungannya utk Paslon 3. Awas Rohis jgn ada yg jd pengkhianat ya,” ujar guru TS dalam isi pesannya di grup WhatsApp Rohis 58.
- Perang Antar Warga di Makassar, Gubernur Sulsel: Kami Sudah Koordinasi Polda Ambil Tindakan Terukur
- Fraksi Demokrat Temui Wali Kota Munafri, Bahas Solusi Pengelolaan TPI Paotere
- Kepala BGN Sebut Yasika Aulia Ramadhany Bantu Sukseskan Program MBG Presiden Prabowo
- Curah Hujan Tinggi, PT Vale Minimalkan Dampak Luapan Sungai Oko-Oko dan Huko-Huko di Pomalaa
- Pemprov dan Dekranasda Sulsel Gelar Expo Kreatif Andalan 2025
Menanggapi kabar viral tersebut, Kepala Sekolah SMA Negeri 58 Jakarta, Dwi Arsono, mengatakan bahwa pesan WhatsApp itu dikirimkan TS pada 22 Oktober, malam hari.
Dwi mengatakan, pesan itu terkirim ke 44 anak dalam grup WA Rohis 58. Rohis adalah ekstrakurikulir Rohani Islam.
“Pertama, harus dipahami itu murni dari guru ya. Hanya untuk siswa tertentu yang tergabung di kelompok Rohis,” kata Dwi Arsono, Rabu 28 Oktober 2020 seperti dikutip dari detikcom.
Adapun isi pesan guru TS tersebut viral di media sosial lantaran dalam grup WhatsApp itu terdapat seorang siswa yang non muslim.
Siswa itupun lantas menyebarkan tangkapan layar isi pesan TS tersebut ke media sosial dan kemudian viral.
“Salah satunya cerita ke temannya. Temannya, yang kebetulan agama lain yang viralkan,” ujar Dwi.
Menurut Dwi, TS awalnya hanya berniat untuk menyemangati para murid yang ada dalam grup itu sekaligus mengaplikasikan pelajaran yang didapat para siswa dalam grup WhatsApp Rohis 58, yakni pelajaran kepemimpinan Islam untuk kelas 12.
“Jadi niatnya buat semangati anak-anak,” ujar Dwi.
Namun, pesan guru TS yang viral di media sosial dinilainya akibat dari seorang siswa yang berlainan agama. Selain itu, guru TS juga dinilai Dwi teledor.
“Yang jadi masalah ketika keluar diviralkan oleh seorang siswa tadi yang agama lain. Itu kekurang hati-hatian atau keteledoran dari gurunya. Dia tidak memperkirakan bahwa ini yang khusus kan kalangan terbatas bisa sebar keluar. Yang jadi masalah ketika keluar diviralkan oleh seorang siswa tadi yang agama lain,” ujarnya.
Adapun pada pemilihan Ketua OSIS tersebut, kata Dwi, yang terpilih bukan paslon nomor 3 yang didukung guru TS, melainkan paslon nomor 1.
“Di internal nggak nyebar. Di anak lain banyak yang nggak tahu (isu viral itu). Setelah pemilihan, jadi terpilih calon nomor 1,” ujarnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
