Terkini.id, Makassar – Kasus kematian akibat wabah Corona Covid-19 di New York tembus hingga lebih 700 per hari. Ini membuat New York kini menjadi kota paling mematikan di dunia akibat corona.
Melansir dari AP, Kamis 9 April 2020, jumlah kematian akibat virus corona di New York kini mencapai 5.000 lebih dengan jumlah positif COVID-19 mencapai 138.836 kasus.
“Ini akan jadi hari yang terberat dan paling menyedihkan bagi para penduduk Amerika,” kata Jerome Adams, Sekjen Dokter Bedah AS.
Dr Anthony Fauci, direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular AS, mengungkapkan keadaan ini akan bertambah parah dalam minggu-minggu ini. Dia yakin kurva belum mencapai puncaknya.
“Minggu depan akan jadi sangat buruk karena kita belum sampai pada puncaknya,” Fauci menjelaskan.
- Update Korban Kapal Pulau Pajenekang Tenggelam di Pengkep: 5 Meninggal, Sepuluh Selamat
- Kronologi Kapal Penumpang Pulau Pajenekang KM Reski Tenggelam di Perairan Pangkep
- Daftar Korban Kapal Tenggelam di Perairan Pangkep: Dua Meninggal, 3 Orang Hilang
- Legislator DPRD Makassar, Nunung Dasniar Minta Pemkot Perhatikan Kecamatan Langganan Banjir
- Pipa PDAM Makassar di Mallengkeri Raya Bocor, Sejumlah Wilayah Ini Alami Gangguan Distribusi Air
Amerika Serikat (AS) seperti diketahui telah melaporkan lebih dari 800 kematian dalam sehari akibat covid-19. New York jadi kota dengan jumlah penderita corona paling banyak. Amerika Serikat (AS) melaporkan lebih dari 800 kematian dalam sehari akibat covid-19.
Padahal baru sebulan yang lalu kasus pertama COVID-19 ditemukan di kota New York. Tapi cuma butuh waktu sebulan saja, virus Corona sudah memporak-porandakan New York.
“Coronavirus sungguh kejam. Virus ini adalah pembunuh yang efektif. Orang-orang yang rentan tertular harus tetap diisolasi dan dilindungi,” terang Gubernur New York, Andrew Cuomo.
Sekarang, semua sekolah ditutup, bisnis juga, apalagi sektor pariwisata. Semua berganti dengan rumah sakit darurat yang bertebaran di hampir semua penjuru New York, termasuk di Central Park.
Padahal sebulan yang lalu, baru ada kasus pertama positif Corona di New York. Tersangkanya yaitu seorang petugas medis yang baru saja kembali dari Iran. Dia dites positif pada tanggal 1 Maret silam.
Kasus positif kedua adalah seorang pengacara. Penyebab dia bisa tertular sampai sekarang belum terungkap. Selanjutnya angka tersebut terus bertambah jumlahnya sampai sekarang.
Virus Corona Sudah Ada Dari Dulu
Gubernur Cuomo percaya virus Corona sudah ada di New York jauh sebelum kasus positif pertama diumumkan ke publik. Lalu-lalang orang dari berbagai penjuru dunia ditambah padatnya penduduk New York membuat penyebaran menjadi begitu cepat.
“Saya tidak punya keraguan, virus Corona sudah ada di New York jauh lebih dulu dari yang kita semua tahu,” kata Cuomo.
Kemampuan virus Corona yang bisa bertahan selama beberapa hari di benda-benda mati yang biasa kita temui, seperti pegangan tangan subway, besi tangga hingga plastik, membuat siapa saja bisa tertular secara tidak sengaja.
Gubernur Cuomo pun sudah menerapkan langkah-langkah preventif guna menahan laju penyebaran virus Corona di wilayahnya. Pada tanggal 7 Maret, dia menetapkan Situasi Darurat di New York. Tanggal 12 Maret, dia melarang kerumunan massa sebanyak 500 orang atau lebih
Namun sepertinya itu tidak cukup. Laju penyebaran virus seperti tak terbendung. Cuomo memperkirakan 40-80 persen penduduk New York akan tertular Corona dan situasi ini bisa bertahan sampai berbulan-bulan.
“Apa yang kita lakukan adalah untuk memperlambat penyebarannya. Tapi virus ini akan menyebar, virus ini begitu menular. Situasi ini tidak dalam tempo sebentar, bisa sampai empat bulan, enam bulan, sembilan bulan,” ujar dia.