Terkini.id, Jakarta – Mantan kader Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean membalas pernyataan Budayawan Sujiwo Tejo yang meminta Presiden Jokowi untuk menertibkan buzzer.
Ferdinand Hutahaean lewat cuitannya di Twitter, Rabu 10 Februari 2021, menilai pernyataan Sujiwo Tejo itu menyesatkan dan merusak iklim demokrasi.
“Kalimat seperti ini yang menyesatkan dan tanpa disadari merusak iklim demokrasi,” cuit Ferdinand.
Menurutnya, pernyataan Sujiwo Tejo soal buzzer tersebut merupakan bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berbicara.
“Pernyataan ini pembungkaman sesungguhnya terhadap kebebasan berbicara dan ingin menang sendiri. Dia boleh bicara, yang lain tak boleh,” kata Ferdinand.
- Dukung Perkembangan Kuliner Makassar, Honda Kembali Jadi Sponsor Utama MCN 2025
- Setrum Perusahaan Listrik Negara Gairahkan Industri Rumput Laut di Daerah
- Diskon Tarif Listrik Nyalakan Daya Beli Masyarakat di Daerah dan Bantu Pemulihan Ekonomi
- Munafri Arifuddin Pimpin Rapat Bahas Penguatan Makassar Livable City Plan
- Audiens ke Menteri Pertanian, Sulsel Dapat Bantuan Rp281 Miliar di Bidang Perkebunan dan Holtikultura
Bahkan, menurut Ferdinand, Sujiwo Tejo dengan pernyataannya itu cenderung mengajari Presiden Jokowi untuk bersikap otoriter.
“Dan lebih parah, mengajari jokowi untuk otoriter,” tegasnya.
Sebelumnya, Sujiwo Tejo beberapa kali mencuit soal buzzer. Menurutnya, niat warga melempar kritik ke pemerintah (government) bisa surut gara-gara resah dengan serangan buzzer.
“Masyarakat tadinya sudah aktif menyampaikan kritik ke government tapi langsung diserang oleh buzzer. Kritik berupa pikiran dan sikap dibalik dengan serangan pribadi yang sering tanpa bukti. Plus makian-makian,” kata Sujiwo Tejo, Selasa 9 Februari 2021 seperti dikutip dari Detik.com.
“Akibatnya banyak yang akhirnya jadi malas mengritik, bukan karena takut buzzer tapi risih saja dengan kata-kata mereka yang tak senonoh,” sambungnya.
Penulis buku ‘Tuhan Maha Asyik’ ini juga menilai, perkataan Presiden Jokowi yang mengajak masyarakat aktif mengkritik adalah bukti buzzer yang selama ini ada bukanlah buzzer istana.
Sujiwo Tejo pun menyarankan kepada Presiden Jokowi agar segera menertibkan buzzer jika ingin masyarakat aktif melontarkan kritik.
“Tapi buzzer pihak penumpang gelap yang justru ingin menjatuhkan Pak Jokowi, yang ingin membuat citra buruk Pak Jokowi bahwa antikritik,” ungkap Sujiwo.
“Kalau Pak Jokowi ingin masyarakat aktif mengritik government-nya ya tertibkan itu buzzer-buzzer penumpang gelap via Polri dan Kemenkominfo,” tambahnya.
Selain itu, Sujiwo Tejo juga menilai kehadiran buzzer-buzzer tersebut telah menyeleksi kritikus lantaran tak banyak tokoh kritikus yang tangguh bertahan dari bully buzzer.
“Ada juga baiknya buzzer. Mereka menyeleksi kritikus. Hanya amat segelintir tokoh yang tangguh dari bullyan buzzer yang tetap eksis menjadi kritikus. Ini baik karena perubahan sosial mendasar tak pernah berasal dari massa, juga tak dari segelintir orang, tapi dari amat-amat-amat segelintir orang. Itu menurut Al Carthill yang kerap dikutip Bung Karno,” ujarnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
