Balas Sindiran Hasto, Demokrat: Apa Hasto Anti Bantu Rakyat Miskin?

Balas Sindiran Hasto, Demokrat: Apa Hasto Anti Bantu Rakyat Miskin?

Raja Ade Romania
Redaksi

Tim Redaksi

Terkini.id, Jakarta – Partai Demokrat melayangkan pertanyaan ‘apa Hasto anti membantu rakyat miskin’ usai Sekjen PDIP tersebut mengungkit Bansos yang diberikan kepada rakyat di era SBY.

Diketahui, SBY telah membelanjakan APBN sebesar Rp 22 Triliun untuk dana bantuan sosial (Bansos) menjelang Pemilu 2009.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan bahwa tudingan Hasto terhadap pemerintahan SBY saat itu mengartikan bahwa dirinya tidak pro terhadap rakyat miskin.

Dikutip dari fajar.co.id, Herzaky bahkan menyindir jika Hasto lebih setuju uangnya dikorupsi oleh sesama kader PDI Perjuangan seperti Juliari Batubara, dibandingkan untuk memberi makan rakyat miskin.

“Kalau Hasto tidak setuju dengan bansos digelontorkan di era bapak SBY, berarti Hasto anti membantu rakyat miskin. Apa Hasto setujunya maling Bansos seperti teman satu partainya, Juliari Batubara. Jadi Mensos malah garong bansos untuk rakyat kecil di tengah pandemi?” ujar Herzaky, Senin 1 November 2021.

Baca Juga

Menurut Herzaky, jika Rp 22 triliun uang negara digelontorkan untuk memberi makan masyarakat.

Maka hal itu jauh lebih baik dibandingkan dengan menggelontorkan uang negara sebesar Rp 27 triliun untuk pembangunan kereta cepat yang dinilai hanya menguntungkan segelintir elit.

“Lebih baik menggelontorkan bansos sebesar 22 T untuk membantu rakyat kecil, daripada menggelontorkan 27 T untuk kereta cepat yg hanya akan dipakai segelintir elit,” sambungnya.

Jubir Demokrat tersebut menjelaskan bahwa pemerintahan di era SBY memiliki fokus terhadap kemiskinan, sehingga menggelontorkan puluhan triliun untuk bansos maupun program lain yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.

“Membantu rakyat susah, sampai 8 juta keluar dari garis kemiskinan, beda jauh dibandingkan era sekarang yang hanya mampu mengurangi 2 jutaan penduduk miskin di lima tahun pertama,” jelas Herzaky.

“Dulu era Bapak SBY, membantu mengurangi pengangguran sampai 3 juta penduduk. Beda dengan sekarang yang mentok di 100 ribuan saja selama lima tahun pertama,” ungkapnya.

“Sekarang, rakyat banyak yang susah, negara kondisi keuangannya susah. Utangnya membengkak terus, berkali-kali lipat dibandingkan era Bapak SBY. Bangun infrastruktur 10 triliun pakai hutang, nggak laku, dan dijual hanya 2 triliun,” sindirnya.

“Malah di tengah pandemi, yang kaya makin kaya, apalagi yang dapat banyak cuan dari bisnis terkait pandemi seperti bisnis PCR Swab hasil investigasi salah satu media nasional,” Herzaky.

Di sisi lain, Herzaky menganggap bahwa tudingan Hasto terkait SBY menggunakan bansos untuk Pemilu 2009 sangatlah serius dan harus dipertanggungjawabkan. Jika tidak, bisa dikatakan fitnah.

“Sudah terang-benderang kadernya Hasto yang curang dan berupaya memanipulasi di Pemilu 2019 dengan menyogok komisioner KPU, malah menuduh Demokrat dan Bapak SBY terus,” tandasnya.

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.