Terkini.id, Makassar – Bank Indonesia (BI) telah memperkirakan dan menyiapkan kebutuhan uang tunai masyarakat di Sulawesi Selatan (Sulsel) selama Ramadan hingga Idulfitri tahun ini sebesar Rp5,8 triliun, naik 14 persen dari tahun lalu.
Penyediaan uang tunai tersebut telah memperhitungkan faktor normalisasi aktivitas masyarakat pasca pencabutan PPKM, pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat, serta peningkatan mobilitas masyarakat saat momen mudik lebaran.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rudy Bambang Wijanarko, menyatakan bahwa jumlah tersebut sudah cukup dan menjamin ketersediaan uang tunai untuk masyarakat Sulsel hingga momen lebaran 2023.
“Untuk memperlancar penyaluran uang tunai, BI telah membuka layanan penukaran uang rupiah bagi masyarakat melalui loket-loket penukaran di 112 kantor cabang bank yang tersebar di berbagai kabupaten/kota,” kata Rudy Bambang, Selasa, 28 Maret 2023.
Selain itu, BI juga menyelenggarakan layanan kas keliling sebanyak 32 kali di 24 titik strategis, termasuk di pusat keramaian, pasar tradisional, dan instansi pemerintah.
- Panen dan Cuaca Perlambat Inflasi Bulanan di Sulawesi Selatan
- Peluncuran Zona Khas Lego-Lego: Bank Indonesia Dorong Pengembangan Ekonomi Syariah di Sulsel
- BI Sulsel Optimis Ada Peningkatan Investasi Tahun 2023
- BI Sulsel Catat Merchant QRIS Capai 763.510 Unit
- Dinilai Punya Pondasi Kuat, BI Proyeksi Ekonomi Sulawesi Selatan Tumbuh Kuat 2023
BI Sulsel juga memaksimalkan pendistribusian uang tunai agar perbankan memiliki kecukupan persediaan uang tunai, baik secara jumlah maupun jenis pecahan.
Bank dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) diwajibkan untuk menjaga ketersediaan uang dengan kualitas baik dan optimal termasuk pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM), menyediakan layanan penukaran uang dan memastikan seluruh kegiatan pengolahan uang sesuai dengan aspek K3.
BI Sulsel juga mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi pembayaran secara non-tunai, termasuk dengan menggunakan uang elektronik, digital banking, maupun QR Indonesia Standard (QRIS), untuk mendukung digitalisasi di daerah.
“Demi menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam melakukan transaksi pembayaran,” sebutnya.
BI Sulsel meminta masyarakat untuk selalu mewaspadai risiko uang palsu dengan mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui metode 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang) dan melakukan penukaran uang di tempat-tempat yang resmi.