Bincang Syariah Goes to Campus: Mawlid for Earth, Sharia and Eco Wisdom di UIN Alauddin Makassar

Bincang Syariah Goes to Campus: Mawlid for Earth, Sharia and Eco Wisdom di UIN Alauddin Makassar

AT
Citizen Terkini
Admin Terkini

Tim Redaksi

Terkini, Gowa – Kampus II UIN Alauddin Makassar menggelar acara Maulid Nabi dengan tema Bincang Syariah Goes to Campus: Mawlid for Earth, Sharia and Eco Wisdom pada Senin, 22 September 2025, di Masjid Agung Sultan Alauddin. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional dan akademisi, termasuk Prof. Dr. Abu Rochmad, M.Ag., Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A., Dr. Romoh H.R. Mohammad Syafi’i, S.H., M.Hum., Dr. H. Arsyad Hidayat, Lc., M.A., Habib Husein Ja’far Al Hadar, Prof. H. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D., dan Apt. Alwiyah Nur Syarif, S.Farm., M.Si. Tak ketinggalan, para mahasiswa dan mahasiswi UIN Alauddin Makassar turut memeriahkan acara.

Acara ini semakin menarik dengan kehadiran Master Mohammad Roan beserta timnya dari Australia. Pak Roan memperkenalkan diri dan anggota timnya, yang terdiri dari Iman Bala dari Islamic Museum of Australia, Juliana Jamaluddin seorang dokter, Ibu Alakarar dari Australian Muslim, serta Anjun Kasmani, pengacara sekaligus produser podcast di pemerintahan Australia. Menurut Pak Roan, kunjungan ini bertujuan mempertemukan budaya Indonesia dan Australia, khususnya terkait sejarah awal masuknya Islam ke Australia.

Dalam sesi diskusi, Habib Husein Ja’faral Hadar berbagi pengalaman bagaimana orang tuanya memperkenalkan agama kepadanya. Habib menekankan, “Orang tua saya berkata, agama itu menjadi pilihan, bukan warisan.” Ia menjelaskan bahwa proses ini dilakukan melalui dua cara. Pertama, orang tuanya mengajak ia berdiskusi tentang Islam, bukan sekadar secara formal atau diplomatis, tetapi melalui pertanyaan dan rasa ingin tahu sehingga tercipta pola berpikir kritis. Kedua, pemahaman Islam tidak hanya bersifat ritual, tetapi juga spiritual dan rasional. Artinya, tidak cukup hanya mengetahui tata cara ibadah, tetapi juga memahami maknanya.

Habib mencontohkan seringnya manusia menjalankan sholat secara auto pilot, tanpa memahami maknanya. Ia menceritakan kisah Laila dan Kais, di mana Kais mengejar Laila dan tanpa sadar melewati orang yang sedang sholat. Orang tersebut menegur Kais, namun Kais menjawab, “Bukankah kamu juga sedang mengejar sosok yang paling kamu cintai, yaitu Tuhan dalam sholatmu? Bagaimana bisa sadar dengan orang lain, tetapi tidak sadar pada Allah?”

Menurut Habib, banyak orang menjalani sholat hanya sebagai rutinitas. Padahal, sebagaimana dijanjikan Al-Qur’an, sholat dapat menjauhkan dari kemungkaran. Ali bin Abi Thalib menegaskan bahwa seseorang tidak mungkin mencintai sesuatu yang tidak ia kenal. Oleh karena itu, memahami bacaan, gerakan, dan filosofi sholat menjadi penting agar ibadah tidak sekadar formalitas.

Baca Juga

Habib juga menyoroti contoh Sayyidina Ali Zainal Abidin, cicit Nabi Muhammad. Ketika beliau berwudhu dan hendak sholat, beliau bisa saja melakukannya secara rutin. Namun, ia pingsan karena menyadari sholat adalah pertemuan seorang hamba dengan Tuhannya, yang sangat dicintai. Nabi Muhammad juga menekankan, ketika sholat sendiri, bacalah surah panjang untuk merasakan pertemuan dengan yang Maha Dicintai. Sedangkan ketika menjadi imam, bacalah surah pendek agar makmum dapat mengikuti dengan baik.

Acara Bincang Syariah Goes to Campus berhasil menghadirkan diskusi yang mendalam mengenai makna ibadah, kearifan ekologis, dan pentingnya memahami Islam secara spiritual dan rasional. Kegiatan ini diharapkan meningkatkan kesadaran mahasiswa untuk menjalani ibadah dengan pemahaman yang benar, sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap bumi dan lingkungan.

Reporter: Fitriyani Suhasti (Mahasiswi PPL UINAM)

Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.