Terkini.id, Jakarta – China ‘menantang’ Indonesia di Laut Natuna, Mahfud MD tegas bilang begini. Selain memprotes pengeboran minyak yang dilakukan Indonesia di Laut Natuna, China juga memprotes latihan TNI Amerika Garuda Shield yang berlangsung pada Agustus 2021 lalu di Sumatra Selatan. Latihan militer Garuda Shield itu sendiri melibatkan 4.500 tentara dari Amerika Serikat (AS) dan Indonesia, merupakan kegiatan rutin sejak 2009 lalu.
Selama ini, ternyata China berani mengancam Indonesia untuk menghentikan pengeboran minyak di ZEE Indonesia di Perairan Natuna Utara, yang juga dianggapnya sebagai wilayahnya berdasarkan klaim sepihak ‘dash nine’.
China berani mengirimkan surat protes diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Indonesia agar menghentikan kegiatan pengeboran minyak di Blok Tuna, Natuna Utara yang dilakukan Harbour Energy.
Tindakan China yang berani melayangkan surat protes diplomatik diungkap anggota DPR Komisi I yang membidangi hubungan luar negeri, Muhammad Farhan.
“Jawaban kami sangat tegas, kami tidak akan menghentikan pengeboran karena itu adalah hak kedaulatan kami,” kata Muhammad Farhan seperti dilansir Malaymail yang mengutip Reuters, Rabu 1 Desember 2021.
- Sebuah Objek Berbentuk Tank Misterius Ditemukan di Dekat Kepulauan Riau
- Sempat Bungkam Soal Protes China di Laut Natuna, Berikut Penjelasan RI
- Susi Pudjiastuti Berikan Komentar tentang Laut Natuna
- Kapal Perang China Mondar-mandir di Laut Natuna, Said Didu: Mana nih Peneriak NKRI Harga Mati?
- Nelayannya Diamankan karena Curi Ikan, Coast Guard Vietnam Intimidasi Aparat TNI AL di Natuna
Kendati demikian, seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan, setiap komunikasi diplomatik antar negara bersifat pribadi dan isinya tidak dapat dibagikan. Ia juga menolak memberikan komentar lebih lanjut terkait hal itu.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri China, Kementerian Pertahanan dan Kedutaan Besar China di Indonesia tidak bersedia memberikan keterangan. Padahal, tiga sumber lain yang dikutip Reuters membenarkan adanya surat protes China itu.
Dua dari sumber itu mengatakan, China berulang kali menuntut agar Indonesia menghentikan pengeboran di ZEE Indonesia tersebut. Sebelumnya, China juga keberatan setelah Indonesia mengganti nama perairan ZEE Indonesia di Laut China Selatan dengan nama Laut Natuna Utara.
China mengklaim perairan ZEE Indonesia di Natuna Utara itu merupakan teritorialnya berdasar klaim sepihak ‘dash nine’.
“(Surat itu) sedikit mengancam karena itu adalah upaya pertama diplomat China untuk mendorong agenda sembilan garis putus-putus (dash nine) mereka terhadap hak-hak kami di bawah Hukum Laut,” kata Muhammad Farhan.
Muhammad Farhan memaklumi, China adalah mitra dagang terbesar Indonesia dan sumber investasi terbesar kedua, sehingga pemerintah Indonesia tetap diam untuk menghindari konflik atau pertikaian diplomatik dengan China.
Ia menyebut, baru kali ini China melakukan protes atas kegiatan itu. Menurutnya, dalam surat resmi mereka, pemerintah China mengungkapkan keprihatinan mereka tentang stabilitas keamanan di Laut China Selatan.
Terungkap sebelumnya, sejak 30 Juni 2021, China mengerahkan kapal penjaga pantai dan kapal peneliti ke lokasi sekitar pengeboran minyak di Blok Tuna di Laut Natuna Utara.
Selama empat bulan berikutnya, kapal-kapal China dan Indonesia saling membayangi di sekitar ladang minyak dan gas, sering kali datang dalam jarak satu mil laut satu sama lain.
Data Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) dan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), menunjukkan, sebuah kapal penelitian China, Haiyang Dizhi 10, tiba di daerah tersebut pada akhir Agustus 2021 hingga tujuh minggu berikutnya.
Kapal peneliti China ini bergerak lambat dalam pola grid Blok D-Alpha yang berdekatan, yang diperkirakan mempunyai cadangan minyak dan gas bernilai 500 miliar dolar AS.
“Berdasarkan pola pergerakan, sifat, dan kepemilikan kapal, sepertinya sedang melakukan survei ilmiah terhadap cadangan minyak D-Alpha,” ungkap peneliti di IOJI Jeremia Humolong.
Pada 25 September 2021, kapal induk Amerika USS Ronald Reagan datang dalam jarak tujuh mil laut dari ring pengeboran Blok Tuna. Empat kapal perang China juga dikerahkan ke daerah itu, menurut IOJI dan nelayan setempat.
Seperti diketahui, pada pekan lalu, Menko Polhukam Mahfud MD berkunjung ke Laut Natuna. Ia menjelaskan maksud kunjungannya sama sekali tidak ada hubungannya dengan surat protes China, tetapi menegaskan Indonesia ‘tidak akan pernah menyerahkan satu inci pun’ wilayahnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.