Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Denny Siregar menanggapi soal Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang dinilai bisa menjadi sasaran kampanye hitam di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Denny Siregar menyindir bahwa jejak digital Anies Baswedan yang juga merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memang sudah hitam.
“Kampanye hitam?? Wong jejak digitalnya udah hitam kok kayak jarring,” kata Denny Siregar melalui akun Twitter @Dennysiregar7 pada Selasa, 28 Juni 2022.
Dilansir dari Tempo, Anies Baswedan dinilai bisa menjadi korban kampanye hitam menjelang Pilpres 2024.
Hal ini terlihat dari munculnya deklarasi dukungan dari kelompok yang mengaku eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).
- Ribuan Kader NasDem Siap Sukseskan Jalan Gembira Bersama Anies Baswedan di Makassar
- Anies Baswedan Dijadwalkan Akan ke Luwu Raya, Ini Agendanya
- Apel Siaga Pemenangan, PKS Sulsel Siap Hadirkan Ribuan Anggota Sambut Kedatangan Anies
- Ketum Relawan Anies Baswedan Hibahkan Hotel untuk Posko Induk Pemenangan
- Anies Baswedan dan Cak Imin Bakal Lepas Ratusan Ribu Peserta Jalan Gembira di Makassar
Pengamat politik Forum Doktor Ilmu Politik UI, Reza Hariyadi menduga bahwa ada pihak yang hendak menyeret Anies ke dalam politik identitas dengan melakukan pola-pola stigmatisasi dan framing.
“Targetnya untuk mendistorsi opini publik dan memberikan label negatif pada figur yang disasar,” kata Reza pada Minggu, 26 Juni 2022.
Reza menjelaskan bahwa dengan deklarasi Majelis Sang Presiden yang berisi eks anggota HTI, FPI, dan narapidana eks teroris, impresi politik yang timbul adalah seolah Anies dekat dengan kelompok radikal maupun intoleran.
“Ini bisa dimainkan oleh lawan politik untuk menyudutkan karena dicap Islam garis keras dan menjadi tantangan bagi Anies jika maju Pilpres 2024,” ujarnya.
Lebih lanjut, Reza memprediksi bahwa ruang gerak Anies Baswedan untuk meraih dukungan kelompok moderat dan nasionalis akan semakin terbatas dengan adanya framing politik tersebut.
Ia pun khawatir dengan cara kampanye hitam tersebut. Pasalnya, ia menilai hal ini akan mereduksi demokrasi dan dapat memecah belah anak bangsa menjelang Pilpres 2024 serta memerlukan waktu panjang untuk pulih kembali.