Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi menanggapi Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera yang menyebut patung naga di Yogyakarta International Airport (YIA) tidak akrab dengan budaya Indonesia.
Eko Kuntadhi menilai PKS ingin menyebar narasi bahwa naga hanya ada dalam mitologi China yang kemudian berujung pada kebencian terhadap etnis tersebut.
Ia pun meminta Mardani Ali Sera buka mata bahwa simbol naga sebenarnya ada dalam berbagai budaya dan peninggalan sejarah Indonesia.
“Di Blitar ada Candi Panataran atau Candi Naga. Ada juga hiasan Naga di Candi Kidal Kisah dogeng Angling Dharma ada sosok Naga Gini,” kata Eko Kuntadhi melalui akun Twitter pribadinya pada Sabtu, 1 Januari 2022.
“Narasi PKS mau mendorong bahwa Naga itu hanya mitologi China. Jadi ujungnya kebencian pada China,” sambungnya.
- Buntut Usulan Gibran Jadi Cawapres Anies, Nasdem Sindir Demokrat Kebakaran Jenggot
- Eko Kuntadhi Ungkap Dana Ganjarist dari Biaya Sendiri
- Ning Imaz Maafkan Eko Kuntadhi, Faizal Assegaf: Pesantren Lirboyo Lembek
- Beberapa Poin Kesepakatan Eko Kuntadhi dan Keluarga Besar Ponpes Lirboyo
- Ditanya Soal Eko Kuntadhi, Ganjar Pranowo: Tidak Ada Hubungan Apapun
Bersama pernyataannya, Eko Kuntadhi membagikan tangkapan layar berita berjudul “PKS Nilai Wajar Patung Naga di YIA Disorot: Tak Akrab dengan Budaya RI”.
Dilansir dari berita Detik News tersebut, Mardani menilai wajar bahwa keberadaan patung naga di YIA memicu sorotan,
Pasalnya, menurut DPR Fraksi PKS ini, naga tidak dikenal sebagai simbol budaya Indonesia.
“Pertama, wajar ada pertanyaan. Karena naga bukan simbol yang akrab dengan budaya Indonesia,” katanya pada Kamis, 30 Desember 2021.
Oleh sebab itu, Mardani Ali Sera mengusulkan bahwa lebih baik ke depannya jika memasang instalasi seni yang punya akar budaya.
“Bisa wayang atau bentuk edukasi lainnya misal Masjid Agung Kudus yang sangat harmoni antara budaya Islam dan lokal,” katanya.
Namun, Mardani Ali Sera menilai bahwa jika patung tersebut memiliki arti seni temporer, maka perlu adanya penjelasan.
“Kedua, jika bagian dari karya seni yang temporer, berikan saja penjelasannya. Ketiga, biarkan ruang publik diisi dengan berbagai pendapat publik yang sehat dan cerdas,” jelasnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.