Terkini.id, Jakarta – Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi turut menyoroti beberapa netizen yang bersyukur atas meninggalnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia, Tjahjo Kumolo.
Eko Kuntadhi menyindir bahwa perilaku seekor babi lebih mulia dibanding manusia yang bersyukur atas meninggalnya seseorang.
“Satu hal yang selalu saya syukuri. Saya tidak pernah satu kubu dengan gerombolan seperti ini,” kata Eko Kuntadhi melalui akun Twitter @_ekokuntadhi, seperti dikutip Terkini.id pada Kamis, 2 Juli 2022.
“Manusia-manusia nista yang berkata ‘alhamdulillah’ untuk wafatnya orang lain. Bahkan perilaku seekor babi lebih mulia dari orang jenis ini,” sambungnya.
Bersama pernyataannya, Eko Kuntadhi melampirkan tangkapan layar beberapa komentar netizen soal meninggalnya Menteri Tjahjo Kumolo.
- Buntut Usulan Gibran Jadi Cawapres Anies, Nasdem Sindir Demokrat Kebakaran Jenggot
- Eko Kuntadhi Ungkap Dana Ganjarist dari Biaya Sendiri
- Ning Imaz Maafkan Eko Kuntadhi, Faizal Assegaf: Pesantren Lirboyo Lembek
- Beberapa Poin Kesepakatan Eko Kuntadhi dan Keluarga Besar Ponpes Lirboyo
- Ditanya Soal Eko Kuntadhi, Ganjar Pranowo: Tidak Ada Hubungan Apapun
“Alhamdulillah, berkurang satu menteri yang tidak berguna di dunia ini… Goodbye, Mr. Chayo Kumolo…,” kata netizen dengan nama akun @BobbyAndhika11.
“Semoga para menteri yang lain menyusul,” kata @doneilfrans6383.
“Alhamdulillah,,,, semoga presidennya cepet nyusul,,,, apalagi luhut,” kata @Syahdan07194951.
“Yang lain ntarlagi nyusul,” kata @EdyIlham7.
Dilansir dari CNN Indonesia, Menteri Tjahjo Kumolo meninggal dunia pada Jumat, 1 Juli 2022, pukul 11.10 WIB.
Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno menceritakan Tjahjo Kumolo sempat merasa keletihan akibat bekerja.
“Awalnya kecapean, letih, pekerjaan yang berat. Kemudian setelah itu jatuh sakit,” kata Hendrawan.
Setelah jatuh sakit, diketahui bahwa Tjahjo mengidap komplikasi penyakit mulai dari paru-paru hingga asam urat.
“Ada paru-paru, diabetes, asam urat. Orang sakit kan komplikasinya berarti multi organ ya,” kata Hendrawan Supratikno.