Terkini.id, Jakarta – Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, menyampaikan Haikal Hassan melalui media sosial (twitter.com/haikal_hassan) tentang orang gila yang ikut mencoblos dalam Pemilu 2019.
Haikal menyebutkan, bahwa ada 13 juta orang gila yang mencoblos dalam Pemilu 2019.
“Katanya orang gila nyoblos ada 13 juta. Terus ada video nya? Ada catatannya? Ada formulir C1 nya? Masa gak ada yang rekam? Mana 13 juta itu?
Allah saja tak memberi kewajiban apa-apa terhadap orang gila. Anda malah wajibkan ikut nyoblos. Yg gila siapa ya?
Mudah-mudahan yang curang menjadi gila,” tulis Haikal Hassan.

Setelah cuitan tersebut banyak disebar, cuitan tersebut, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pramono Ubaid Tanthowi MA melalui akun Twitternya Pramono U Tanthowi (@PramonoUtan) memberikan klarifikasi.
Bukan 13 Juta
Tanthowi menyebut, angka orang gila mencoblos hingga 13 juta itu hoax.
Selain itu, dia menyebutkan, yang benar bukan orang gila, tetapi gangguan jiwa dan ingatan. Itupun jumlahnya bukan 13 juta, melainkan cuma 54.295 orang.
“Mohon maaf, pak @haikal_hassan. Pemilih ‘gila’ itu hoax. Yg benar, sesuai Putusan MK 135/2015 adalah pemilih dengan ‘gangguan jiwa atau ingatan’. Gila hanya salah satu jenisnya. Lagi pula angkanya juga hoax. Dulu 14 juta. Sekarang didiskon jadi 13 juta. Yg benar hanya 54.295. Demikian,” cuit akun Twitter @PramonoUtan, Rabu 24 April 2019.
Pramono juga mengunggah dua grafis dari KPU soal pemilih disabilitas. Berdasarkan data KPU, pemilih disabilitas di DPT Pemilu 2019 sebanyak 363.200 atau 0,191% dari DPT.
Sebanyak 0,029% pemilih adalah pemilih disabilitas grahita dan mental. Jumlahnya 54.295 orang. Data ini sekaligus menepis hoax yang menyebutkan pemilih disabilitas grahita dan mental mencapai 14 juta orang.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.