Terkini.id, Jakarta – Mantan Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla (JK) membeberkan analisisnya mengapa pemerintah Afghanistan begitu cepat dikuasai oleh kelompok Taliban.
Seperti diketahui, kelompok militan Taliban baru saja menduduki istana kepresidenan di Kabul, Minggu, 16 Agustus 2021 malam.
Sementara itu, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani memilih melarikan diri pada Minggu ketika Kabul dikepung dan Taliban kuasai Afghanistan hanya dalam tempo 10 hari.
Melansir kompas, kabar terkini dari negara tersebut yakni ribuan polisi serta aparat keamanan pemerintah telah meninggalkan pos, seragam, bahkan senjatanya.
Melihat begitu cepatnya Taliban menguasai pemerintahan Afghanistan, Jusuf Kalla pun membeberkan analisisnya.
- Jusuf Kalla Lakukan Peletakan Batu Pertama Gedung RS Islam Faisal Makassar
- Mantan Wapres Jusuf Kalla Ajak Semua Pihak Menahan Diri dan Menjaga Situasi Bangsa!
- Cerita JK Perusahaannya Cuma Mau Terima 20 Insinyur Tapi yang Daftar 23 Ribu Orang
- Baru Diungkap JK, Alwi Hamu Sering Jadi Negosiator Rahasia Pemerintah dan Sering Diutus ke Luar Negeri
- Jusuf Kalla Minta Appi-Aliyah Kampanye 'Sipakatau Sipalaebbi'
Menurut JK, penyebab yang paling utamanya adalah pemerintah Afghanistan begitu bergantung kepada Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Sehingga, ketika AS dan sekutunya meninggalkan Afghanistan, di situ lah Taliban memanfaatkan momentum untuk merebut dan menguasai wilayah pemerintahan Afghanistan.
JK yang pernah menjadi mediator dalam penyelesaian konflik Taliban dan pemerintahan Afghanistan ini mengatakan bahwa meskipun militer Afghanistan sudah dilatih oleh tentara AS, namun tak mampu mengalahkan perlawanan dari Taliban.
“Disebabkan ketergantungan pemerintah Afghanistan di bawah Presiden Ashraf Gani kepada Amerika Serikat dan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara),” terang JK dikutip terkini.id, dari hopsid.
“Sebenarnya AS dan NATO yang mempertahankan, tapi begitu AS dan NATO mau meninggalkan Afghanistan, dengan cepat Taliban dapat kuasai Afghanistan,” terangnya.
JK juga menjelaskan bahwa pemerintah Afghanistan memilih untuk berserah diri karena sadar jika ingin melakukan perlawanan maka sama saja membuat pertumpahan darah.
“Ya walaupun AS telah melatih puluhan ribu tentara Afghanistan. Tapi keduanya (Taliban dan pemerintah Afghanistan) sadar ternyata bakal ada pertumpahan darah atau perang saudara,” ujar JK.
“Makanya pemerintah Afghanistan mikirnya lebih baik serahkan daripada berperang saudara. Itu resiko ketergantungan pada kekuatan besar, begitu ditinggal pergi mudah dikuasa,” tuturnya.
Dapatkan update berita terkini setiap hari dari Terkini.id. Mari bergabung di Saluran Whatsapp "Terkinidotid", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/terkinidotid, kemudian klik ikuti.
