Terkini.id, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo menjelaskan ancaman kekeringan menjadi masalah serius yang diperhatikan pemerintah.
Agar tidak merugi akibat gagal panen, Kementerian Pertanian (Kementan) menyarankan petani untuk mengikuti program asuransi.
Syahrul menjelaskan, para petani di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dihadapkan pada permasalahan keringnya lahan akibat kemarau.
“Di Jawa Barat, potensi kekeringan cukup tinggi. Banyak daerah yang mengering akibat kemarau, termasuk di Garut. Untuk itu, Kementerian Pertanian mengimbau agar petani memanfaatkan program asuransi untuk menjaga lahan,” tuturnya, Jakarta, Sabtu 19 September 2020 seperti dikutip dari suaracom.
Imbauan serupa disampaikan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Sarwo Edhy.
- Penyebab Kompetisi Futsal Liga Anak Lorong Makassar Ricuh: Pemain Dipukul Penonton
- 260 Mahasiswa Baru Polbangtan Gowa Tahun Akademik 2023/2024 di Kukuhkan
- Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Makassar Hari Ini, Rabu 27 September
- Satu Unit Mobil Damkar Jeneponto Kecelakaan, Ini Nama 7 Orang Korban
- Bupati Jeneponto Buka Workshop dalam Penimbangan Posyandu dan Kunjungan Rumah
“Asuransi adalah salah satu komponen dari mitigasi bencana yang bisa dimaksimalkan saat terjadi gagal panen. Ada klaim yang akan mengganti rugi luas lahan yang gagal panen,” terangnya.
Sarwo menambahkan, asuransi memiliki manfaat yang bisa dinikmati petani.
“Dengan asuransi petani akan lebih tenang beraktivitas. Tidak pelru khawatir dengan ancaman yang bisa menyebabkan gagal panen, seperti ancaman serangan hama, bencana alam, cuaca ekstrem yang menyebab banjir atau kekeringan, juga perubahan iklim,” katanya.
Salah satu lahan yang terdampak kekeringan di Kabupaten Garut ada di Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut. Sekitar tujuh hektare lahan pertanian padi mengalami kekeringan.
Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan, mengatakan, sejak beberapa pekan terakhir aliran air ke lahan pertanian mulai berkurang. Hujan yang tak turun jadi penyebabnya.
“Lahan pertanian di sini itu mengandalkan air dari Sungai Ciojar yang berasal dari Cipanas. Sekarang agak menyusut karena sudah lama enggak hujan,” katanya.