Kredit Bermasalah di Sulsel Tersisa 2,73 Persen, Bank Sudah Salurkan Rp138,35 Triliun
Komentar

Kredit Bermasalah di Sulsel Tersisa 2,73 Persen, Bank Sudah Salurkan Rp138,35 Triliun

Komentar

Terkini.id, Makassar – Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 6 Sulampua, merilis kinerja Perbankan di Sulawesi Selatan hingga Januari 2023.

Kinerja perbankan di Sulsel tercatat tumbuh positif, ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang tetap aman.
Industri perbankan masih tumbuh positif dengan kinerja intermediasi perbankan yang tetap tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala OJK KR6 Sulampua, Darwisman mengungkapkan permintaan kredit di Sulsel masih jauh lebih besar dibanding penyimpanan Dana Pihak Ketiga (DPK). Kabar baiknya, pertumbuhan kredit tetap berkualitas dan sehat.

“Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 120,10% dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,73 persen,” jelas Darwisman dalam Media Gathering yang digelar di Social Barn Cafe, Senin 20 Maret 2023.

Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Januari 2023 tumbuh 6,12 persen dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) dengan nominal mencapai Rp172,47 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp169,21 triliun dan aset BPR Rp3,26 triliun.

DPRD Kota Makassar 2023

Berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp160,04 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,43 triliun. Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 120,10% dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,73 persen.

Industri perbankan syariah terus menunjukkan pertumbuhan

Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan yakni 4,46 persen yoy dengan nominal Rp12,43 triliun dan pertumbuhan pembiayaan syariah mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 15,81% yoy menjadi Rp10,47 triliun yang dimana pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 7,21% yoy.

Penghimpunan DPK perbankan syariah mencatat pertumbuhan 6,49% yoy dengan nominal Rp8,52 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 2,51% yoy dengan nominal Rp106,67 triliun.

Industri BPR tetap tumbuh berkelanjutan

Aset BPR tumbuh 4,61% yoy menjadi Rp3,26 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 4,17% yoy menjadi Rp2,25 triliun, dan dari sisi penyaluran kredit tumbuh 20,93% yoy menjadi Rp2,63 triliun.

Pertumbuhan kredit Bank tumbuh lebih tinggi dibandingkan Penghimpunan DPK